Titik Hitam di Tengah Gerhana Matahari 21 Agustus Ini Ternyata...

NASA menangkap titik hitam yang beberapa kali muncul saat gerhana Matahari 21 Agustus 2017 melintasi pantai barat hingga timur AS.

oleh Citra Dewi diperbarui 22 Agu 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 12:00 WIB
ISS Melintasi Gerhana Matahari
Detik-detik saat Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS) melintasi Gerhana Matahari 21 Agustus 2017. (NASA)

Liputan6.com, Washington, DC - Sebuah titik hitam beberapa kali muncul saat gerhana Matahari 21 Agustus 2017 melintasi pantai barat hingga timur Amerika Serikat.

Seseorang yang berhasil mengabadikan momen tersebut adalah seorang penyunting foto NASA, Joel Kowsky, dari Banner, Wyoming.

Setelah diamati lebih lanjut, titik hitam tersebut adalah Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) milik NASA.

Dikutip dari AL, Selasa (22/8/2017), NASA mengatakan bahwa ISS bergerak dengan kecepatan 29 ribu kilometer per jam. Stasiun Angkasa Luar Internasional itu mengorbit Bumi sebanyak tiga kali selama gerhana Matahari berlangsung.

Para astronot yang berada di ISS juga turut mengabadikan fenomena tersebut melalui foto dan video dari perspektif mereka. NASA mengatakan, ISS dilengkapi dengan sejumlah kamera yang memungkinkan astronot mengabadikan Matahari secara aman.

Detik-detik saat Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS) melintasi Gerhana Matahari 21 Agustus 2017. (NASA)

Gerhana Matahari Total (GMT) 21 Agustus 2017 merupakan fenomena langka. Pasalnya, itu adalah kali pertama sejak 99 tahun GMT melintas dari pantai barat hingga timur Amerika.

GMT melintasi AS dari barat ke timur dan melewati 14 negara bagian, yakni Oregon, Idaho, Wyoming, Montana, Nebraska, Iowa, Kansas, Missouri, Illinois, Kentucky, Tennessee, Georgia, North Carolina dan South Carolina.

Jutaan warga Amerika Serikat menjadi saksi dan menatap takjub fenomena antariksa itu, terutama bagi mereka yang tinggal di jalur lintasan GMT.

Detik-detik saat Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS) melintasi Gerhana Matahari 21 Agustus 2017. (NASA)

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melaporkan bahwa 4,4 juta orang menyaksikan siaran televisi mereka yang meliput fenomena gerhana matahari 21 Agustus 2017 di Negeri Paman Sam. Siaran itu menjadi program acara livestream terbesar dalam sejarah NASA.

Para astronom juga sangat girang dengan fenomena tersebut. Mereka juga senang dengan animo positif yang ditunjukkan oleh masyarakat, menganggapnya sebagai sebuah 'kedekatan batin antara Bumi dengan angkasa luar'.

"Saat terakhir masyarakat memiliki hubungan erat dengan antariksa seperti ini, yakni ketika pendaratan manusia pertama di Bulan tahun 1968. Gerhana, pendaratan manusia di Bulan, dan semuanya itu menunjukkan bahwa kita hanyalah secuil bagian dari sesuatu yang lebih besar," ujar fisikawan NASA Alex Young.

 

Simak video Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS) melintasi Gerhana Matahari 21 Agustus 2017:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya