Korea Utara: Target Rudal Selanjutnya Adalah Guam

Setelah menembakkan rudal yang melintasi daratan Jepang, Korut kembali menargetkan Guam sebagai sasaran uji coba selanjutnya.

oleh Citra Dewi diperbarui 30 Agu 2017, 10:02 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 10:02 WIB
Rudal Korut
Rudal Korut (KCNA)

Liputan6.com, Pyongyang - Peluncuran rudal Korea Utara pada 29 Agustus 2017 rupanya merupakan awal dari lebih banyak operasi militer Pyongyang. Target selanjutnya akan ditujukan kepada Guam, wilayah Amerika Serikat yang berada di Samudra Pasifik. Hal tersebut disampaikan oleh media Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

Pyongyang mengatakan, pihaknya menembakkan rudal jarak menengah Hwasong-12 dalam uji coba kemarin.

Hal tersebut memicu ketegangan antara Korut dengan Amerika Serikat beserta sekutunya, yakni Jepang dan Korea Selatan. Pasalnya, rudal tersebut melintasi wilayah utara Jepang dan jatuh di Samudra Pasifik yang berada di sebelah timur Negeri Matahari Terbit itu.

"Peluncuran itu adalah langkah pertama operasi (militer Korea Utara) di Pasifik dan sebuah pendahuluan berarti, di mana Guam termasuk di dalamnya," tulis KCNA seperti dikutip dari CNN, Rabu (30/8/2017).

"Pyongyang akan melakukan lebih banyak uji coba peluncuran roket, dengan targetnya adalah Pasifik," imbuh media tersebut.

Pada awal Agustus, Korut telah mengancam akan menjadikan wilayah perairan di sekitar Guam sebagai target uji coba rudalnya. Namun Kim Jong-un memutuskan menunda langkah tersebut dan memilih untuk mengamati Manuver AS. 

Sebagai respons atas uji coba rudal Korut pada 24 Agustus 2017, Presiden AS Donald Trump mengatakan, segala opsi untuk merespons tindakan Korut terbuka. Menurut dia, perilaku Pyongyang adalah ancaman nyata.

"Dunia menerima pesan dari Korut secara keras dan jelas, rezim ini telah memberikan sinyal penghinaan terhadap tetangganya, seluruh anggota PBB," ucap Trump dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih.

"Ancaman dan aksi yang menimbulkan kekacauan hanya akan membuat Korea Utara terisolasi dari semua negara di kawasan dan dunia, jadi semua pilihan ada di atas meja," ujar dia.

Sebelumnya, Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang naik pitam sudah saling berkomunikasi lewat sambungan telepon. Keduanya sepaham akan mengambil tindakan dan memberi tekanan lebih keras kepada Korea Utara.

Rudal Korut Buat Jepang Geger

Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak menengah tepat sebelum pukul 06.00 waktu Jepang. Peluncuran tersebut membuat pemerintah Jepang mengirim peringatan berupa pesan teks kepada warga dan menyarankan agar mereka berlindung.

Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan peluru kendali itu melintasi Tanjung Erimo di Hokkaido dan diperkirakan jatuh di Samudra Pasifik.

"Kami harus sampaikan bahwa peluncuran yang dilakukan Korut pagi ini merupakan ancaman paling serius dan genting bagi kami. Karena, rudal tersebut sepertinya melewati wilayah udara kami," ujar Suga seperti dilansir NHK.

Ini merupakan kali pertama rudal Korut melintasi Jepang sejak 1998 dan 2009.

PM Abe menegaskan bahwa pemerintahannya siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi melindungi masyarakat.

"Kami telah mengajukan protes keras ke Korut. Kami telah meminta Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat. Di bawah aliansi AS-Jepang yang kuat, kita akan mengambil seluruh tindakan demi memastikan keamanan warga," ujar PM Abe.

Pada saat bersamaan, ketika Korut meluncurkan rudalnya, Pasukan Bela Diri Jepang dan Angkatan Udara Amerika Serikat tengah mendemonstrasikan sistem pertahanan rudal PAC III di pangkalan udara Yokota.

Dalam sebuah konferensi pers di Yokota, Komandan Pasukan Bela Diri Udara Jepang, Letnan Jenderal Hiroaki Maehara mengatakan bahwa pihaknya tidak berusaha menembak jatuh rudal tersebut karena pemerintah tidak mendeteksi ancaman ke wilayahnya.

Saat pertama kali terdeteksi, menurut Maehara, pemerintah hanya memperingatkan warga yang berada di jalur terbang rudal untuk berlindung dari bagian rudal yang kemungkinan akan jatuh.

 

Saksikan video berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya