Korea Utara Tunda Serangan Rudal ke Guam

Media pemerintah Korut melansir, Kim Jong-un memutuskan untuk menunda serangan rudal ke Guam.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 15 Agu 2017, 15:36 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2017, 15:36 WIB
Kim Jong-un di atas kapal selam Korea Utara (AP)
Kim Jong-un di atas kapal selam Korea Utara (AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa Kim Jong-un memutuskan untuk menunda menembakkan empat misil ke Guam, teritorial Amerika Serikat di Pasifik.

Penundaan rencana itu disampaikan oleh Kim Jong-un saat melakukan inspeksi terhadap angkatan bersenjata Korut pada Senin 14 Agustus kemarin. Demikian seperti dilansir Asian Correspondent, Selasa (15/8/2017).

Pemimpin Korut itu juga menekankan, dirinya akan lebih dahulu memperhatikan dengan saksama gerak-gerik pemerintah AS, sebelum memutuskan menyerang Guam.

"Ia (Kim Jong-un) mengatakan, jika AS tetap bersikukuh melakukan aksi yang mengancam di kawasan Semenanjung Korea dan sekitarnya, maka Korut akan mengambil keputusan seperti yang sebelumnya telah disebutkan," demikian laporan KCNA.

Rencana Pyongyang untuk menembakkan misil ke Guam memicu tensi tinggi antara Korut dan AS.

Merespons ancaman serangan Korut, Presiden AS Donald Trump menyatakan telah "mempersiapkan" segala aset militernya untuk aksi balasan.

Di lain sisi, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sepakat dengan gagasan AS untuk menghentikan uji coba rudal Korut. Komitmen itu disampaikan Abe melalui sambungan telepon dengan Trump.

"Melalui kemitraan antara Jepang dan AS, serta kerja sama dengan China, Rusia, dan komunitas internasional, kami sepakat bahwa prioritas utama adalah untuk menghentikan uji coba rudal," jelas Abe kepada wartawan setelah melakukan sambungan telepon dengan Trump.

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menegaskan pihaknya tidak akan membiarkan konflik bersenjata terjadi begitu saja di kawasan.

"Opsi militer di Semenanjung Korea hanya dapat dilakukan jika Korsel memutuskan hal tersebut. Tanpa persetujuan Korsel, maka tidak akan ada yang boleh mengambil opsi militer," jelas Presiden Moon dalam pidato sambutannya pada perayaan Hari Pembebasan Korsel dari rezim militer Jepang periode 1945.

"Pemerintah akan membatasi dan membendung kemungkinan perang dengan cara apa pun," tambahnya.

Media China, Global Times, menulis dalam editorialnya, bahwa Beijing akan tetap bersikap netral jika Korut melancarkan serangan yang mengancam AS.

Namun, China menegaskan, jika AS dan Korsel menyerang Korut untuk memaksakan pergantian rezim, Tiongkok akan mengintervensi.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya