Liputan6.com, Dhaka - Pemerintah Bangladesh berencana membangun kamp besar untuk menampung sekitar 400 ribu Muslim Rohingya yang mengungsi dari Myanmar dalam tiga minggu terakhir.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (18/9/2017), tempat penampungan itu rencananya akan dibangun dalam sepuluh hari ke depan di lokasi seluas delapan kilometer persegi yang berlokasi di perbatasan Myanmar dan Bangladesh.
Apabila kamp tersebut telah dibangun, pemerintah Bangladesh akan membatasi pergerakan pengungsi selama berada pemukiman.
Advertisement
"Pengungsi Rohingya tidak diizinkan pergi ke luar kamp," ujar Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan.
Baca Juga
"Mereka juga dilarang bepergian dengan kendaraan di Bangladesh," tambahnya.
PBB menggambarkan tindakan Myanmar terhadap warga Rohingya adalah upaya pembersihan etnis atau genosida.
Muslim Rohingya selama sepuluh tahun terakhir menghadapi penganiayaan dan diskriminasi. Mereka tak memiliki kewarganegaraan -- meski sudah tinggal di Rakhine selama beberapa generasi.
Amnesty International, Human Rights Watch dan kelompok hak-hak asasi lain mengatakan, bukti menunjukkan bahwa pasukan militer Myanmar secara sistematis menargetkan dan membakar desa-desa Rohingya dalam tiga minggu terakhir.
Namun pernyataan sebaliknya datang dari Myanmar. Pemerintah Myanmar mengatakan, pemberontak Rohingya dan penduduk desa yang lari telah menghancurkan desa mereka sendiri.
Badan-badan PBB khawatir, kekerasan yang berlanjut di Myanmar pada akhirnya bisa memaksa sampai satu juta orang Rohingya masuk ke Bangladesh -- negara miskin yang sudah kelebihan penduduk.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Banyak Anak-Anak
Diperkirakan 60 persen dari 400 ribu warga Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar menuju Bangladesh adalah anak-anak.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, PBB memastikan hal tersebut setelah melihat banyaknya anak kecil Rohingya.
PBB juga mengatakan, akibat krisis kemanusiaan tersebut, pihaknya membutuhkan banyak bantuan selama mendirikan kamp pengungsi di Bangladesh.
"Kami mengalami kekurangan yang akut, paling kritis adalah makanan dan air bersih," kata Edouard Beigbeder, Wakil UNICEF di Bangladesh.
"Kondisi di lapangan menjadikan anak-anak terancam penyakit akibat air yang kotor. Kami punya tugas luar biasa besar untuk melindungi anak-anak yang rentan ini," tambahnya.
Bantuan yang dikirim UNICEF termasuk air, suplai sanitasi, pakaian dan kebutuhan dasar lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan warga Rohingya, PBB akan lebih banyak menyuplai makanan dan kebutuhan yang diperlukan oleh pengungsi.
Simak video pilihan di bawah ini:
Advertisement