Jika Terbukti Terlibat Narkoba, Duterte Relakan Anaknya Dibunuh

Paolo Duterte dituding terlibat penyelundupan narkoba jenis crystal meth asal China.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 21 Sep 2017, 14:27 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2017, 14:27 WIB
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (AP)

Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte (72) mengatakan, ia tak sungkan membunuh anaknya, Paolo Duterte (42), jika tuduhan bahwa pria itu terlibat perdagangan narkoba benar. Duterte pun menjamin bahwa polisi yang menghabisi nyawa Paolo akan dilindungi dari tuntutan hukum.

Paolo yang juga merupakan seorang politisi telah membantah tudingan bahwa ia adalah anggota mafia yang membantu menyelundupkan narkoba jenis crystal meth asal China.

Presiden Duterte sendiri tidak secara khusus mengacu pada tuduhan tersebut. Namun, ia mengulangi pernyataannya pada masa kampanye tahun lalu bahwa tidak ada anak-anaknya yang terlibat narkoba. Ditegaskannya, anak-anaknya akan menghadapi hukuman paling keras jika mereka melakukannya.

"Saya sampaikan sebelumnya 'Jika ada anak-anak saya yang terlibat narkoba, bunuh mereka hingga orang lain tidak mampu berkata-kata," ujar Duterte seperti pada Rabu malam di hadapan pegawai pemerintah di istana kepresidenan di Manila seperti dikutip dari Telegraph pada Kamis (21/9/2017).

"Jadi saya katakan kepada Pulong (nama panggilan Paolo): 'Perintah saya adalah membunuh Anda jika Anda tertangkap. Dan saya akan melindungi polisi yang melakukannya, jika itu benar'," imbuhnya.

Duterte memenangkan kursi presiden melalui kampanye anti-narkobanya yang belakangan menjadi pembunuhan ekstrayudisial. Sejak ia berkuasa pada pertengahan tahun lalu, polisi melaporkan telah membunuh lebih dari 3.800 orang dalam operasi anti-narkoba.

Meski demikian, Duterte berulang kali menegaskan bahwa ia tidak pernah memerintahkan polisi untuk melakukan sesuatu yang ilegal. Mereka hanya boleh membunuh untuk membela diri.

Tidak hanya Paolo, menantu Duterte, Manases Carpio, juga dituding terlibat sindikat narkoba. Keduanya disebut-sebut tergabung dalam "Davao Group". Tuduhan ini dibantah keduanya.

Selain tudingan tersebut, Duterte juga menghadapi tuduhan korupsi saat ia menjabat sebagai Wali Kota Davao selama dua dasawarsa. Dugaan ini dilontarkan oleh sejumlah politikus oposisi dan kritikus.

Duterte menyangkal tuduhan itu dan menegaskan bahwa dirinya adalah seoran pejuang anti-korupsi yang menjalani gaya hidup sederhana.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya