Sierra Leone Akan Lelang Salah Satu Berlian Terbesar di Dunia

Lelang ditujukan untuk mendanai proyek-proyek pembangunan, terutama di Desa Koryardu, tempat di mana berlian itu ditemukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2017, 06:27 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2017, 06:27 WIB
20170316-Pastor di Sierra Leone Temukan Berlian 706 Karat-AP
Sebuah batu berlian 706 karat yang ditemukan oleh seorang pastor, Emmanuel Momoh, di kota kuno Kono, timur Sierra Leone, Kamis (16/3). Nilai bongkahan berlian mentah tersebut diperkirakan lebih dari £50 juta (sekitar Rp 820 miliar). ( AFP PHOTO/SAIDU BAH)

Liputan6.com, Freetown - Sierra Leone berharap bisa meraup jutaan dolar dari lelang sebuah berlian besar yang belum diasah untuk membiayai proyek-proyek pembangunan.

Pelelangan berlian yang diyakini salah satu berlian terbesar di dunia akan dilakukan di New York pada Desember mendatang. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia pada Rabu (25/10/2017).

Pelelangan ini adalah upaya kedua pemerintah Sierra Leone untuk menjual berlian 790 karat yang dikenal dengan nama "Berlian Perdamaian". Sebelumnya, mereka menolak penawaran tertinggi senilai US$ 7,8 juta dalam lelang pertama di New York pada Mei.

Lebih dari setengah hasil penjualan akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek pengadaan air bersih, listrik, pendidikan dan kesehatan di Sierra Leone, terutama di desa Koryardu di wilayah Kono di selatan negara itu, tempat berlian tersebut ditemukan.

"Ada alasan Tuhan memberikan berlian-berlian ini ke masyarakat paling miskin di dunia dan membuat orang paling kaya menginginkannya. Ini adalah Tikun Olam (bahasa Yahudi yang artinya memperbaiki dunia). Hal ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik," kata Martin Rapaport, ketua Grup Rapaport, sebuah jaringan perusahaan berlian yang akan mengatur lelang tersebut.

Berlian yang menurut para pelelang berukuran 14 terbesar di dunia, ditemukan di Koryardu pada Maret lalu oleh seorang pastor Kristen yang kemudian menyerahkannya ke pemerintah.

Berlian telah menyebabkan pecahnya perang sipil yang berlangsung satu dekade dan berakhir pada 2002.

Pada saat itu, para pemberontak memaksa penduduk sipil untuk menambang berlian dan membeli senjata dari hasil penjualan berlian hingga memunculkan istilah "berlian-berlian berdarah."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya