Liputan6.com, Beijing - Penerbangan United Airlines menuju Washington, terpaksa kembali ke Beijing setelah seorang penumpang pesawat terlibat dalam perselisihan.
Pesawat dengan nomor penerbangan UA808 lepas landas dari Beijing Capital International Airport sekitar pukul 19.00 pada 3 November 2017. Namun, dua jam kemudian, burung besi yang mengangkut 212 penumpang itu mengirimkan sebuah kode darurat.
Menurut sejumlah laporan media, kericuhan itu terjadi saat seorang penumpang terlibat perselisihan dengan seseorang yang duduk di seberangnya.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari South China Morning Post, Minggu (5/11/2017), kejadian itu makin panas saat seorang pramugari mencoba menenangkan keduanya. Namun, mereka menolak untuk tenang.
Awak kabin pun mengeluarkan peringatan pada tingkat ancaman dua -- kasus yang melibatkan perilaku fisik kasar -- setelah gagal mengatasi situasi tersebut.
"Penerbangan 808 dari Beijing ke Washington Dulles, kembali ke Beijing setelah seorang penumpang memulai pertengkaran dengan awak kabin, yang menyebabkan masalah kemanan," ujar Direktur Komunikasi United Airlines, Frank Benanti, kepada South China Morning Post melalui sebuah email.
"Penegak hukum kemudian mencegatnya di pintu pesawat, dan penumpang itu secara sukarela ditahan tanpa insiden," ujar Benanti.
Tidak diketahui apakah penumpang tersebut telah diinterogasi atau ditahan oleh polisi.
United Airlines mengatakan, penumpang lain telah diberi akomodasi hotel dan voucher makan. Mereka pun akan diterbangkan ke Washington dengan pesawat diberangkatkan pada 4 November 2017.
Suami Istri Bertengkar di Kabin, Pesawat Mendarat Darurat di Bali
Sebuah kejadian serupa pernah terjadi di maskapai bertarif murah asal Singapura, Scoot Pte Ltd, pada 2014 lalu. Suami istri yang menjadi penumpang di dalamnya bertengkar. Akibatnya, pesawat terpaksa mendarat darurat di Bali.
Kejadian terjadi saat pesawat Scoot dengan nomor penerbangan TZ1 dari berangkat dari Sydney menuju Singapura. Di tengah perjalanan, sepasang suami istri bertengkar di kabin pesawat.
Pasangan tersebut berkelahi cukup sengit, sampai mengakibatkan tulang lengan sang istri cedera parah. Kemungkinan tulangnya retak atau bahkan patah. Si suami pun terluka parah.
Atas pertimbangan tersebut, pilot pesawat memutuskan untuk mendaratkan pesawatnya di Bali agar pasangan yang cedera itu bisa diberi perawatan intensif.
Selain kedua pasangan itu, ada orang lain yang juga diturunkan dari pesawat, yakni seorang pria mabuk yang memprotes dengan cara kasar atas pendaratan pesawat secara mendadak di Bali.
Akibat insiden pertengkaran tersebut, pesawat TZ1 yang dijadwalkan tiba di Singapura pada pukul 18.50, harus tiba 2 jam lebih lambat, atau sekitar pukul 20.50 waktu setempat.
Advertisement