Liputan6.com, Rosario - Serangan truk New York pada 31 Oktober 2017 yang dilakukan oleh seorang imigran asal Uzbekistan, Sayfullo Saipov, menewaskan delapan orang. Lima di antaranya berasal dari Argentina dan mereka merupakan teman sekawan.
Kelimanya, yakni Ariel Erlij, Diego Enrique Angelini, Hernán Diego Mendoza, Alejandro Damián Pagnucco, dan Hernán Ferrucci tengah berlibur di New York dalam rangka merayakan 30 tahun kelulusan dari kampus.
Baca Juga
Dilansir dari laman BBC (7/11/2017), jasad kelima korban telah dipulangkan ke Argentina . Pesawat pengangkut jenazah tiba di ibu kota Buenos Aires pada Senin, 6 November 2017 pagi.
Advertisement
Selanjutnya, jenazah diangkut menuju Rosario, kampung halaman mereka yang berjarak 300 km arah barat laut dari Buenos Aires.
Dua korban, Ariel Erlij dan Diego Enrique Angelini, telah dimakamkan lebih dulu. Sementara itu, tiga kawannya akan menyusul untuk prosesi pada hari yang sama.
Wali Kota Rosario, Mónica Fein, menyatakan bahwa kotanya masih berduka atas kejadian 31 Oktober tersebut.
Kepada koran lokal La Capital, ia menuturkan, "Saya ikut berbelasungkawa pada keluarga dan teman korban. Seisi kota berduka atas insiden itu."
Minggu lalu, 1.300 pelajar di General San Martín Polytechnic College, tempat di mana para korban menuntut ilmu tahun 1987, melakukan sesi mengheningkan cipta setelah perkuliahan selesai.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk belasungkawa untuk para korban. Lilin juga ikut dinyalakan untuk mengekspresikan dukacita.
Rektor kampus yang juga guru dari para korban, Bibiana Vignaduzzo, menyatakan, "Hari ini semua orang berduka. Sulit untuk melupakan persahabatan mereka."
Presiden Argentina, Mauricio Macri, pada Senin lalu turut menyampaikan simpati. Dia bersama dengan Wali Kota New York, Bill de Blasio, meletakkan karangan bunga putih di lokasi serangan.
"Warga Argentina menjunjung tinggi persahabatan. Dan mereka (para korban) merayakan 30 tahun kelulusannya dengan saling berbagi impian dan tujuan bersama," tukas Macri.
"Sayangnya, serangan pengecut di New York telah menghancurkan lima keluarga (korban)," tambahnya.
Simpati Pemimpin Dunia Atas Serangan New York
Serangan truk New York yang terjadi pada 31 Oktober lalu sontak mengejutkan publik dunia.
Wali Kota New York City Bill de Blasio menetapkan kejadian itu sebagai aksi terorisme. Adapun Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo mengatakan, kejadian itu merupakan sebuah serangan tunggal dan tidak ada bukti bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari plot teror yang lebih luas.
Seperti dikutip dari NBC News, Presiden AS Donald Trump menyebut peristiwa di New York City itu sebagai "sebuah serangan lain yang dilakukan oleh orang sakit dan gila".
Trump juga menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka atas kejadian yang ia sebut sebagai "serangan teroris". Presiden AS itu juga berjanji untuk meningkatkan keamanan dan pemeriksaan ketat bagi para imigran (mengingat pelaku berasal dari Uzbekistan).
Presiden Argentina Mauricio Macri turut berduka. Lewat akun Twitter pribadinya, ia mengatakan, "Sangat berduka dengan kematian tragis pada sore ini (Selasa, 31 Oktober waktu setempat) di NY. Kami bersimpati bersama dengan keluarga korban."
Ia menyampaikan belasungkawa setelah diketahui bahwa lima dari delapan korban tewas dan satu korban luka merupakan warga negara Argentina.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri yang sekaligus menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Belgia, Didier Reynders, mengatakan, seorang warga negaranya menjadi korban tewas.
Lewat Twitter, Reynerds mengatakan bahwa dirinya "sangat sedih" dengan kabar kematian seorang warga Belgia. Ia juga menjelaskan, tiga orang Belgia lainnya "juga terluka" dalam serangan tersebut dan saat ini "berada di ruang operasi".
Selain itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa Britania Raya turut bersimpati kepada New York City. Demikian seperti dikutip dari Telegraph.
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson turut menyampaikan simpati pada korban aksi teror NY. Melalui Twitter, ia menulis, "Inggris berdiri tegar bersama teman kami Amerika Serikat usai serangan mengerikan di NYC. Saya bersimpati kepada para korban dan semua orang yang terdampak. Kami tidak akan menyerah pada teror."
Wali Kota London Sadiq Khan turut menyatakan belasungkawa kepada korban. Ia mengunggah twit yang bertuliskan, "London ikut bersedih dan kami menyatakan solidaritas dengan New York City setelah serangan teroris yang keji dan pengecut di Manhattan."
Seperti dikutip dari The Guardian, Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan ungkapan bernada serupa. Lewat akun Twitternya, Modi menulis, "Sangat mengutuk serangan teror di New York City. Ikut bersimpati kepada seluruh keluarga, korban tewas, dan korban luka."
Advertisement