Liputan6.com, Seoul - Presiden AS Donald Trump tiba di Korea Selatan dengan agenda utama seputar "ambisi nuklir Korea Utara".
Dilansir BBC, Selasa (7/11/2017), Trump tiba di Korsel setelah sebelumnya melakukan kunjungan ke Jepang. Di Negeri Matahari terbit itu, Trump "menawarkan" Jepang fasilitas yang dapat menangkal rudal kiriman Korea Utara.
Perdagangan dikabarkan akan menjadi fokus utama dalam lawatan Trump ke Korsel. Ia mengincar kesepakatan baru dalam perjanjian perdagangan bebas kedua negara.
Advertisement
Di Korsel, Trump memiliki sejumlah agenda, antara lain bertemu dengan Presiden Moon Jae-in, pasukan AS, dan politikus lokal.
Kunjungan Trump ke Korea Selatan merupakan bagian dalam rangka "Tur Asia" ke lima negara, yakni Jepang, China, Vietnam, dan Filipina.
Sebelum melakukan lawatan ke Negeri Ginseng, Trump sempat memuji Presiden Moon di laman Twitternya. Ia membuat kicauan yang berisi, "Bersiap menuju Korea Selatan dan bertemu Presiden Moon, seorang pria yang baik..."
Kunjungan Trump ke Seoul dirancang untuk memperkuat aliansi militer kedua negara. Selain itu, persatuan kokoh AS-Korsel juga merupakan pesan yang ingin disampaikan kepada pemimpin Korut, Kim Jong-un.
Â
Polisi Korsel Siaga Unjuk Rasa
Kedatangan Trump ke Korsel menuai sorotan masyarakat Korea Selatan. Banyak yang memintanya untuk tidak "menyulut api" di sana. Unjuk rasa menentang kedatangan Trump marak digelar di ibu kota Seoul dan kota lainnya.
Di bawah pengawasan ketat polisi, puluhan pemrotes anti-Trump berkumpul di dekat kantor presiden. Mereka mengusung spanduk bertuliskan, "Trump, NOT welcoming!" dan "Katakan tidak pada Trump, katakan tidak pada perang."
Banyak yang menduga, kedatangan Trump ke tanah mereka bertujuan untuk menyulut kebencian pada Korut dan "memaksa" Seoul membeli lebih banyak senjata dari AS.
Mereka juga menuding, dengan menegosiasikan ulang perjanjian perdagangan bebas bilateral juga akan membuat pihak AS meraup lebih banyak keuntungan.
Salah seorang pengunjuk rasa mengatakan, "Kami menentang kunjungan Trump di Korea Selatan, yang telah meningkatkan ketegangan perang di Semenanjung Korea."
Grup pelaku unjuk rasa yang menamakan diri sebagai "Koalisi Anti-Trump" berencana untuk kembali melakukan demonstrasi di dekat gedung parlemen. Trump akan berpidato di sana, mendorong publik internasional untuk terus menekan Korea Utara.
Sementara itu, beberapa pendukung Trump juga akan berkumpul di jalanan untuk menyerukan suara mereka. Kebanyakan dari orang-orang itu adalah warga Korsel berusia lanjut, yang mau menyuarakan pandangan mereka terkait publik yang kini dipisahkan oleh perbedaan ideologis dan generasi.
Â
Advertisement