Liputan6.com, Bristol - Para peneliti telah menemukan cara untuk membuat bahan bakar berkelanjutan dengan menggunakan bir.
Dikutip dari The Independent pada Jumat (8/12/2017), ahli kimia dari University of Bristol telah mencoba bertahun-tahun untuk merumuskan metode pengubahan etanol menjadi butanol.
Bensin yang saat ini dijual biasanya mengandung 10 persen etanol. Namun menggunakan etanol untuk membuat bensin dapat memiliki dampak tersendiri.
Advertisement
Etanol memiliki kepadatan energi rendah, yang sangat mudah bercampur dengan air dan berpotensi merusak mesin mobil.
Butanol adalah alternatif bahan bakar yang sangat unggul, namun sulit didapat dari sumber yang berkelanjutan.
Menanggapi hal ini, para ilmuwan mulai mengembangkan teknologi untuk mengubah etanol yang ditemukan dalam alkohol menjadi butanol.
"Etanol untuk bahan bakar pada dasarnya dibuat dengan menggunakan proses pembuatan bir," jelas Profesor Duncan Wass, pemimpin penelitian tersebut.
Dia menambahkan, "Jika teknologi kami dapat berjalan dengan minuman beralkohol (khususnya bir), itu membuka kemungkinan untuk dapat menjadikan butanol sebagai bahan bakar pengganti bensin dalam skala industri."
Para peneliti juga menemukan fakta menyenangkan, bahwa katalis yang biasa mereka gunakan ternyata dapat mengubah etanol yang terdapat dalam bir menjadi butanol.
Temuan mereka telah menunjukkan potensi untuk menciptakan alternatif bahan bakar berkelanjutan berbasis butanol dalam skala yang jauh lebih besar di masa depan.
Profesor Wass menambahkan, "Bir sebenarnya adalah model yang sangat baik untuk campuran bahan kimia untuk digunakan dalam proses industri. Teknologi ini selangkah lagi akan menjadi nyata."
London Akan Gunakan Limbah Kopi untuk Bahan Bakar Bus
Sebelumnya, bahan bakar pengganti untuk kendaraan bermesin juga turut ditemukan di London.
Bio-Bean, sebuah perusahaan teknologi yang bergerak di bidang lingkungan mengatakan bahwa minyak dari biji kopi akan digunakan dalam pengoperasian beberapa bus di London.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan Bio-Bean akan bermitra dengan Royal Dutch Shell dalam upaya penciptaan biofuel.
Biofuel (bahan bakar dari organik) ini akan mengandung minyak kopi dan dapat digunakan untuk bahan bakar bus di London.
"Hal ini merupakan langkah yang sangat bagus. Kita dapat menggunakan limbah kembali untuk dimanfaatkan," ujar Arthur Kay pendiri dari Bio-Bean.
Sejauh ini, perusahaan tersebut telah menghasilkan minyak kopi dalam jumlah yang cukup untuk menggerakan satu bus selama satu tahun.
Sementara itu, lembaga Transportasi for London mengatakan, pihaknya telah beralih ke biofuel untuk membatasi emisi gas.
"Biofuel adalah penggunaan limbah yang dapat mengurangi pembuangan CO2 (karbondioksida) sehingga dapat mewujudkan kota yang bersih di masa mendatang," tulis Bio-Ben dalam halaman Instagramnya.
Cara Kerja Biofuel
Perusahan Bio-Ben mengatakan, rata-rata warga London minum kopi dua hingga tiga cangkir perhari. Jika diakumulasi, dalam satu tahun akan dihasilkan lebih dari 200 ribu ton ampas kopi.
Limbah tersebut akan dikeringkan kembali kemudian diproses untuk mengekstrak minyak kopi -- yang kemudian dicampur dengan komponen lain.
Setelah itu, komponen ini akan dicampur dengan diesel mineral untuk menciptakan biofuel baru.
Advertisement