Pantone Pilih Ultra Violet Jadi Warna 2018, Ini Maknanya

Pantone Color Institute telah mengumumkan bahwa "ultra violet" menjadi warna 2018. Ini makna dibalik pemilihan warna tersebut.

oleh Citra Dewi diperbarui 09 Des 2017, 19:48 WIB
Diterbitkan 09 Des 2017, 19:48 WIB
Menurut Pantone Color Institute, Ultra Violet menjadi warna untuk 2018
Menurut Pantone Color Institute, Ultra Violet menjadi warna untuk 2018. (Pantone)

Liputan6.com, Carlstadt - Pantone Color Institute telah mengumumkan bahwa "ultra violet" menjadi warna 2018.

"Ultra violet mengomunikasikan orisinalitas, kecerdikan, dan pemikiran visioner yang mengarahkan kita menuju masa depan," ujar Direktur Eksekutif Pantone, Leatrice Eiseman.

Sebelumnya, untuk 2017, Pantone memilih "greenery". Perusahaan itu mengatakan, warna tersebut menyiratkan kepastian yang dirindukan oleh orang-orang di tengah hiruk pikuk kehidupan sosial dan politik.

Berbeda dengan 2017, warna yang dipilih pada 2018 tak menyertakan kalimat politik. Jika pada 2017 dibutuhkan kepastian, Pantone menyebut 2018 membutuhkan ambisi dan berpikir jauh ke depan.

"Dari mengeksplorasi teknologi baru dan galaksi yang lebih besar, hingga ekspresi artistik dan refleksi spiritual, warna ultra Violet menyoroti apa yang akan terjadi," demikian kata Eiseman dalam pengumuman tersebut seperti dikutip dari Time, Sabtu (9/12/2017).

Dalam pengumumannya, Pantone menyebut bahwa pilihan itu mengacu pada pengaruh budaya pop seperti Jimi Hendrix dan David Bowie, di mana kedua sosok itu menyukai warna ungu. Alam juga turut menginspirasi pemilihan warna itu.

"Langit malam yang luas dan tak terbatas itu merupakan simbol dari apa yang mungkin dan terus mengilhami keinginan untuk mengejar dunia di luar jangkauan kita sendiri," ujar Eiseman.

Menurut Wakil Presiden Pantone Color Institute, Laurie Pressman, individu di seluruh dunia saat ini lebih terpesona dengan warna dan menyadari kemampuannya untuk menyampaikan pesan dan makna yang dalam.

"Desainer dan brands harus merasa berdaya dalam menggunakan warna untuk menginspirasi dan mempengaruhi," imbuh dia.

 

Mereka yang Berada di Balik Pemilihan Warna

Pantone berdiri sejak 1963. Pendirinya, Lawrence Herbert, membuat sebuah sistem untuk mengidentifikasi, mencocokkan, dan mengomunikasikan warna dalam industri percetakan dan desain tekstil.

Pekerjaan awalnya mengarahkan dibentuknya Pantone Matching System, sebuah buku yang menstandarisasi warna-warna di bidang tersebut.

Sejak saat itu, Pantone telah meluncurkan berbagai alat yang meneruskan visi Herbert. Salah satunya adalah CMYK Guides, yang menjadi panduan penting di dunia desain grafis.

Sementara itu Fashion, Home + Interiors Guides menjadi panduan penting yang membantu menentukan warna yang digunakan dalam industri tekstil dan pakaian.

Dimuat oleh People, bagian perusahan yang terkenal, Pantone Color Institute, bertugas untuk membuat prediksi paling kontroversial tentang warna apa yang akan sering kita lihat dalam 365 mendatang -- contohnya ultra violet untuk tahun 2018.

Menurut situsnya, Color Institute mengkaji bagaimana warna mempengaruhi proses berpikir manusia, emosi, dan reaksi fisik, dan melanjutkan komitmennya untuk memberi para profesional pemahaman warna yang lebih baik untuk membantu mereka memanfaatkan warna dengan lebih efektif. (Diedit oleh: Afra Augesti)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya