Liputan6.com, Tehran - Unjuk rasa anti-pemerintah yang berlangsung di Mashhad sejak Kamis, 28 Desember 2017, kini menyebar di sejumlah kota besar di Iran.
Menurut laporan, demonstran dalam jumlah besar berada di Rasht dan Kermanshah. Sementara itu, unjuk rasa dengan skala yang lebih kecil berlangsung di Isfahan dan Hamadan.
Dikutip dari BBC, Sabtu, (30/12/2107), unjuk rasa berawal dari massa yang memprotes kenaikan harga kebutuhan pokok. Namun, protes itu berkembang menjadi kecaman terhadap kepemimpinan Presiden Hassan Rouhani.
Advertisement
Baca Juga
Dalam protes itu, sejumlah pengunjuk rasa ditangkap di ibu kota Iran, Tehran.
Menurut Wakil Gubernur Jenederal untuk Urusan Keamanan, mereka yang ditangkap termasuk dalam kelompok beranggotakan 50 orang yang berkumpul di sebuah alun-alun kota.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengecam penangkapan tersebut. Mereka mendesak semua negara agar secara terbuka mendukung rakyat Iran, yang menuntut hak-hal dasar mereka dan berakhirnya korupsi.
Â
Awal Mula Terjadinya Unjuk Rasa
Demonstrasi tersebut berawal di Mashhad pada 28 Desember 2017. Mashhad adalah kota terbesar kedua di Iran.
Unjuk rasa itu kemudian menyebar ke sejumlah kota lain. Beberapa di antaranya bahkan berkembang menjadi demonstrasi anti-pemerintah yang lebih besar.
Mereka meminta pemerintah untuk membebaskan tahanan politik dan mengakhiri kekerasan yang dilakukan polisi.
Meski sudah mendapat peringatan dari aparat keamanan, pada 29 Desember unjuk rasa itu tersebar luas hingga ke sejumlah kota besar di Iran.
Unjuk rasa tersebut merupakan yang terluas sejak demonstrasi besar-besaran digelar pada 2009, menyusul pemilihan umum yang bermasalah.
Advertisement
Yang Dituntut oleh Pengunjuk Rasa
Unjuk rasa yang awalnya memprotes kondisi ekonomi dan korupsi bergeser membahas soal politik.
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan yang menentang Rouhani dan Ayatollah Ali Khamenei.
Terdapat juga kemarahan pengunjuk rasa atas intervensi Iran di luar negeri. Di Mashhad, beberapa orang meneriakkan "bukan Gaza, bukan Lebanon, hidupkku untuk Iran".
Mereka memprotes pemerintah yang fokus pada isu-isu asing dan tak cenderung mengabaikan masalah domestik.
Dalam video yang diunggah secara online, demonstran lain meneriakkan "tinggalkan Suriah, pikirkan kami". Iran adalah penyedia utama dukungan militer kepada Pemerintah Bashar al-Assad di Suriah.
Kantor berita Fras, yang dekat dengan satuan Garda Revolusi, melaporkan bahwa banyak pengunjuk rasa yang memutuskan untuk meninggalkan demonstrasi setelah demo tuntutan harga itu berubah menjadi demo politik.