Usai Tangani 40 Pasien dalam Semalam, Dokter di China Meninggal

Saat menjalani prosedur kesehatan, Guo seketika kejang dan roboh. Dokter asal China itu dinyatakan meninggal dunia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Jan 2018, 19:12 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2018, 19:12 WIB
Jenazah
Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Liputan6.com, Qinghai - Seorang dokter asal China dilaporkan meninggal dunia usai bekerja untuk shift malam. Tubuhnya seketika ambruk dan tak sadarkan diri.

Diduga, pria berusia 43 tahun itu meninggal akibat kelelahan karena terlalu lama bekerja.

Dikutip dari laman South China Morning Post, Sabtu (27/1/2018), nama dokter itu Guo Qingyuan. Ajal menjemputnya saat sedang bertugas di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Qinghai.

Setelah kerja lembur dan menangani 40 pasien dalam satu malam, ia mengalami sakit dada, jantung berdebar, dan kesulitan bernapas.

Saat menjalani prosedur kesehatan, Guo seketika kejang dan roboh. Setelah menjalani perawatan selama empat jam, Guo dinyatakan meninggal dunia.

Guo adalah seorang ayah dari dua orang anak. Putri pertama berusia 10 tahun, sementara keduanya yang berjenis kelamin laki-laki berusia dua bulan.

Istrinya pun juga seorang dokter dan bekerja di rumah sakit yang sama. Malam sebelum Guo meninggal, ia merawat 40 orang pasien hingga larut malam.

Kematian dokter Guo ini juga memicu rasa duka dan simpati dari pengguna media sosial. Banyak orang yang menyampaikan belasungkawanya kepada pihak keluarga.

"Ini adalah berita buruk bagi keluarga. Termasuk bagi istri dan dua anaknya," tulis netizen di media sosial.

"Dokter memiliki pekerjaan yang berat dan mereka harus siap sepanjang waktu," tulis yang lain.

Kasus kematian dokter yang meninggal akibat terlalu capek bekerja bukan kasus pertama. Pada Desember 2017, seorang dokter di provinsi Shanxi dilaporkan meninggal dunia pada usia 43 tahun setelah bekerja tanpa henti selama 18 jam.

 

Kisah dokter Asal Shanxi

Dokter di China meninggal dalam tugas setelah 18 jam bekerja
Dokter di China meninggal dalam tugas setelah 18 jam bekerja (WeChat)

Jumat 29 Desember 2017 menjadi hari terakhir bagi Zhao Bianxiang mengabdikan dirinya sebagai dokter. Spesialis penyakit pernapasan di sebuah rumah sakit di Provinsi Shanxi, China itu kolaps di depan seorang pasien dan putrinya.

Kala itu ia sedang berada di bangsal pasien. "Bagaimana kondisi ibumu," kata dokter perempuan berusia 43 tahun itu kepada anak pasiennya, seperti dikutip dari AsiaOne.

Tak disangka, itulah kata-kata terakhirnya. Ia kemudian ambruk. Para dokter dan perawat lantas bergegas menyelamatkannya. Namun mereka tak menemukan denyut nadi. Zhou sudah berhenti bernapas.

Setelah 20 jam upaya resusitasi, Zhao meninggal pagi berikutnya pada Sabtu 30 Desember 2017, hanya dua hari sebelum tahun baru 2018.

Zhao meninggal dunia setelah dilaporkan bekerja selama 18 jam tanpa istirahat.

Ia yang menjabat sebagai wakil direktur departemen pengobatan penyakit pernapasan di rumah sakit tersebut dinyatakan meninggal dunia akibat subarachnoid hemorrhage, jenis stroke akibat pembuluh darah yang pecah, demikian dilaporkan Sina Weibo.

Zhao telah bertugas sejak Kamis malam pukul 18.00. Setelah menyelesaikan shift-nya di sebuah rumah sakit di China hingga Jumat siang pukul 12.00, ia tak lantas pulang atau istirahat. Sang dokter justru mengunjungi dan memeriksa kondisi pasiennya di bangsal. Total, ia bekerja tanpa henti hingga 18 jam.

Salah satu koleganya mendeskripsikan Zhao sebagai dokter spesialis penyakit pernapasan terbaik. Perempuan itu juga gila kerja atau workaholic, yang tak pernah menolak jika dimintai bantuan.

"Ini adalah musim dingin, jadi para dokter di departemen pediatrik (anak-anak) dan pernapasan sangat sibuk. Khususnya bagian penyakit pernapasan, yang menghadapi lonjakan pasien beberapa hari ini," kata salah satu kolega yang tak disebutkan namanya.

Kepada sesama dokter lain, Zhao mengaku 'terlalu sibuk' untuk istirahat.

Kepergian Dokter Zhao menimbulkan duka mendalam pada kedua orangtuanya yang telah sepuh, yang usianya sekitar 80-an tahun. Ayah dan ibunya berada di sisinya saat mengembuskan napas terakhir.

Para warganet di Weibo mengekspresikan duka cita mendalam saat kabar kematian sang dokter viral di media sosial.

"Beristirahatlah dalam tenang. Semoga tak ada lembur di surga, tak ada rasa lelah di sana. Berdoalah untuk mereka yang bekerja keras setiap harinya, semoga mereka tetap sehat dan aman," tulis salah satu netizen di China.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya