Diminta Raja Salman, Indonesia Tampil di Festival Budaya Arab Saudi

Atas permintaan Raja Salman, Indonesia diminta untuk tampil dalam festival budaya termewah dan bergengsi di Arab Saudi

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 16 Feb 2018, 07:36 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2018, 07:36 WIB
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud. (Saudi Press Agency, via AP)

Liputan6.com, Riyadh - Atas permintaan Raja Salman, Indonesia diminta untuk tampil dalam festival budaya termewah dan bergengsi di Arab Saudi, yakni Festival Janadriyah (mahrajan al-Janadriyah) ke-32, yang diselenggarakan pada 7 - 24 Februari 2018.

Kepastian partisipasi Indonesia sudah diinfokan lewat telepon oleh petinggi Diwan Malaki (kantor Raja) kepada Dubes RI di Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel di akhir desember 2017. Sedangkan undangan resmi disampaikan oleh Kemenlu Saudi, Mrs. Dina al-Hasan ke KBRI Riyadh 15 Januari 2018. Demikian seperti dikutip dari rilis resmi yang diterima Liputan6.com pada Kamis (15/2/2018).

Indonesia akan mendirikan booth pameran selama dua hari, pada 15 - 16 Februari, dalam festival tersebut.

Festival Janadriyah adalah festival nasional sejarah dan budaya terbesar di Kerajaan Arab Saudi yang diadakan di daerah Janadriyah (42 km dari Riyadh, Ibukota Kerajaan Arab Saudi). 

Perhelatan itu diadakan setiap tahun sekali biasanya pada bulan Februari atau Maret ketika musim semi.

Dimulai pada tahun 1985 (masa Raja King Fahd bin Abdul Aziz), Festival Janadriyah dilaksanakan oleh Saudi National Guard atau Kementerian Garda Nasional Kerajaan Arab Saudi yang berada di bawah Kementerian Pertahanan Kerajaan Arab Saudi.

Raja Salman mengundang Indonesia untuk tampil dalam Festival Janadriyah di Arab Saudi (gambar di atas) (sumber: Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel)

Dubes RI di Arab Saudi menyatakan bahwa keikutsertaan Indonesia di festival itu adalah menunjukkan semakin hangat dan dekatnya hubungan bilateral SAUNESIA (Saudi Indonesia) dan bukti nyata Saudi begitu memperhatikan Indonesia untuk aktif dalam festival tersebut setelah menunggu 32 tahun.

"Perhelatan itu adalah bukti nyata dari jargon al-hiwar baynal hadlarat wa as-tsaqafat (dialog nyata antar peradaban dan kebudayaan, dan bukan pembenturan antar budaya dan peradaban", kata Dubes Agus.

Sebagai salah satu negata yang diundang Raja Salman, Sang Dubes juga memastikan bahwa "KBRI akan all out tampil" di festival tersebut dengan memamerkan multikultural yang dimiliki oleh Indonesia disamping sudah barang tentu menyajikan kuliner khas Indonesia untuk para pengunjung yang setiap hari bisa mencapai 20 ribu orang.


Festival yang Berakar dari Balapan Unta

Raja Salman Singkirkan Sejumlah Pangeran dan Menahan 11 Putri
Raja Salman pidato dalam acara Saudi-Iraqi Bilateral Coordination Council 22 Oktober 2017 lalu di Riyadh. (Alex Brandon / POOL / AFP)

Pada awalnya, Festival Janadriyah adalah sebuah kegiatan balapan unta yang seiring dengan perkembangan waktu bertambah menjadi sebuah kegiatan nasional budaya dan sejarah yang memasukan elemen-elemen kesenian, puisi dan teater.

Luas area Festival Janadriyah yang dulunya kecil, sekarang telah ditambah sehingga menjadi 2 juta meter persegi.

Festival yang bertemakan untuk memperkuat rasa keagamaan, nasionalisme dan persatuan ini diadakan selama 2 – 3 minggu dan menyedot pengunjung sebanyak 4 – 5 juta orang baik lokal maupun internasional.

Dalam Festival Janadriyah, para pengunjung seolah diajak untuk merasakan langsung kehidupan di Arab Saudi pada masa lalu. Area yang luas dan terbuka disediakan untuk mewakili daerah-daerah di Arab Saudi.

Contohnya Madinah di mana bangunannya dibuat dengan gaya arsitektur kuno dan dibentuk dengan nuansa kotak dan tanah liat. Lengkap di dalamnya terdapat perkakas kuno seperti cangkir, teko, alat masak, dan lain-lain. Pengunjung juga dihibur dengan pertunjukan kesenian dan tarian tradisional dari Arab Saudi.

Secara umum, Festival Janadriyah menampilkan 'wajah utuh' dari Kerajaan Arab Saudi mulai dari suku, provinsi sampai kementerian / instansi pemerintah.

Beragam kegiatan dilakukan di dalam Festival ini antara lain olah raga (termasuk balapan Onta dan Burung Elang), tarian, kuliner, sejarah (manuskrip tua dan foto antik), kesenian (termasuk opera dan syair Arab) dan suvenir tradisional khas Arab Saudi. Setiap provinsi di Kerajaan Arab Saudi memiliki paviliun tradisional yang menampilkan budaya dan kesenian khas masing-masing.

Selain itu, negara-negara yang tergabung pada organisasi Dewan Kerja Sama Teluk, Gulf Cooperation Council (GCC) juga berpartisipasi disamping perusahaan-perusahaan lokal dan multinasional yang memiliki afiliasi di Arab Saudi seperti Aramco, Jarir, Boeing dan Siemens.

Walaupun Festival Janadriyah bertemakan sejarah dan budaya, namun transaksi ekonomi dan perdagangan yang dihasilkan selama waktu Festival bernilai lebih dari miliaran dollar AS.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya