Liputan6.com, Damaskus - Sejumlah citra satelit menunjukkan bahwa Iran telah membuat sebuah pangkalan militer baru di Damaskus, Suriah. Pangkalan militer itu juga diduga menampung hanggar misil jarak jauh yang mampu menjangkau Israel.
Jika benar adanya, kabar itu akan sangat menyinggung Israel yang selama ini bertekad untuk mencegah Iran menanamkan pengaruh dan kehadiran militernya di Suriah.
Advertisement
Baca Juga
Citra satelit yang berasal dari firma ImageSat International itu menunjukkan sepasang hanggar misil yang tampak baru dibangun, berlokasi di Jabal Ash Sharqi, sekitar 12 Km barat laut dari Damaskus. Kawasan itu saat ini dikuasai oleh militan Kurdi Suriah dan didukung oleh pasukan Korps Garda Revolusi Iran.
Hal yang semakin menguatkan dugaan bahwa fasilitas itu kepunyaan Iran adalah, struktur konstruksinya menyerupai hanggar milik Teheran di Al Qiswah yang dibom oleh Israel pada Desember 2017 lalu. Demikian seperti dikutip dari Telegraph (1/3/2018).
Ketika dimintai keterangan pada Rabu 28 Februari lalu, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman justru menyangsikan laporan tersebut.
Sang Menhan Israel kemudian mengatakan, "Kami mendengar dan mengikuti berbagai laporan yang muncul. Kami juga akan bertindak di internasional untuk mencapai target yang harus kita capai."
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Meningkatkan Tensi Iran - Israel di Suriah?
Jika eksistensi pangkalan militer tersebut benar adanya, maka hal itu diprediksi akan semakin meningkatkan tensi antara Israel - Iran di Suriah, di mana kedua negara terlibat dalam konflik hingga perang kebijakan (proxy conflict hingga proxy war) di negara dengan ibu kota Damaskus.
Beberapa pekan terakhir, tensi antara Israel dan Iran telah memuncak setelah kedua negara saling balas-membalas menembak jatuh alutsista aviasi di atas langit Suriah.
Israel dikabarkan menjatuhkan sebuah pesawat drone yang diklaim Tel Aviv sebagai milik Iran yang terbang di wilayah udara kedaulatan Negeri Bintang David itu.
Menyusul peristiwa itu, jet tempur F-16 Israel ditembak jatuh rudal anti-pesawat Suriah. Pesawat itu jatuh kala menggelar operasi, yang menurut klaim Israel, untuk mengebom sasaran Iran di negeri yang dilanda perang saudara berkepanjangan.
Usai itu, Israel kembali melakukan penyerangan terhadap sebuah target -- yang diklaimnya -- berkaitan dengan Iran di Damaskus, ibu kota Suriah.
Bercermin pada rangkaian peristiwa terbaru itu, kini, perseteruan antara Iran dan Israel tampak mengarah ke konflik terbuka.
Apalagi kedua negara memiliki rekam jejak berkonflik tak langsung lewat kebijakan dan keterlibatan milisi simpatisan, seperti pada militan Hizbullah di Lebanon,
Di samping itu pejabat kedua negara juga tampak tak berniat untuk mengendurkan eskalasi konflik militer di Suriah.
"Kami harus bersiap secara operasional dan intelijen untuk menghadapi segala bentuk ancaman. Ujian terbesar kami adalah (potensi) perang," kata Brigadir Jenderal Amit Fisher, Komandan Gugus Tempur Israel di Suriah.
Komentar itu datang usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya akan mempertahankan diri melawan serangan apapun. Hal itu diutarakan Netanyahu usai eskalasi militer Iran - Israel di Suriah.
"Iran dengan berani melanggar kedaulatan Israel. Mereka mengirim pesawat tak berawak dari wilayah Suriah ke Israel ..... Israel meminta pertanggungjawaban Iran dan tuan rumah Suriah," imbuh sang PM Israel.
Advertisement