Media Suriah: Rudal Israel Hantam Basis Militer Dekat Damaskus

Televisi pemerintah Suriah melaporkan bahwa Israel meluncurkan sejumlah rudal ke sebuah pangkalan militer di dekat Damaskus.

oleh Citra Dewi diperbarui 02 Des 2017, 19:48 WIB
Diterbitkan 02 Des 2017, 19:48 WIB
Ilustrasi rudal
Ilustrasi rudal (iStock)

Liputan6.com, Damaskus - Israel meluncurkan sejumlah rudal ke sebuah pangkalan militer di luar ibu kota Suriah, Damaskus, sepanjang malam. Hal tersebut dilaporkan oleh televisi pemerintah Suriah.

Serangan tersebut menyebabkan kerusakan. Namun, dua rudal berhasil dicegat.

Hingga kini, militer Israel belum mengonfirmasi bahwa pihaknya yang melakukan serangan tersebut.

Sebelumnya, kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, melaporkan adanya ledakan di dekat Damaskus. Mereka mengatakan, hal itu disebabkan serangan rudal yang dicurigai berasal dari Israel.

Menurut Syrian Observatory, serangan tersebut terjadi di dekat El-Kiswah, beberapa kilometer di selatan Damaskus.

Dikutip dari BBC, Sabtu (2/12/2017), tingkat kerusakan serangan tersebut belum dapat dipastikan dengan jelas. Meski demikian, laporan TV menyebut tentang kerugian di pangkalan militer tersebut.

Kepala Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa serangan tersebut menghancurkan sebuah gudang senjata.

Sebelumnya, Israel menyerang lokasi penyimpanan senjata dalam upaya mencegah senjata dipindahkan ke Hizbullah, yang merupakan sekutu Suriah.

Bulan lalu, BBC mengungkap sebuah klaim bahwa Iran sedang membangun sebuah pangkalan militer permanen di dekat kota tersebut.

Serangkaian gambar satelit menunjukkan adanya aktivitas konstruksi di lokasi di Suriah tersebut yang diduga akan dijadikan markas militer.

Israel Tak Akan Izinkan Militer Iran Hadir Permanen di Suriah

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan bahwa Israel tidak mengizinkan Iran untuk membangun kehadiran militer di Suriah.

Hal tersebut disampaikannya kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, sehari setelah Israel menghancurkan sebuah peluncur misil anti-serangan udara di Suriah yang menembaki pesawat Israel di Lebanon.

Baik Rusia maupun Iran merupakan sekutu utama rezim Presiden Bashar al-Ashar.

Seperti dimuat The Jerusalem Post, menurut kantor Perdana Menteri Israel, pertemuan antara Netanyahu dan Shoigu mayoritas membahas upaya Iran untuk membentuk eksistensi militer permanen di Suriah.

"Iran perlu memahami bahwa Israel tidak akan mengizinkan hal tersebut," tegas Netanyahu kepada Shoigu.

Kesepakatan nuklir Iran dan keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang belum lama ini menolak memberikan sertifikasi atas kesepakatan tersebut, juga turut dibahas dalam pertemuan keduanya.

Netanyahu pun menegaskan kembali posisi Israel yang meyakini bahwa jika kesepakatan tersebut tidak diubah, Iran akan mampu menghasilkan senjata nuklir dalam waktu delapan sampai 10 tahun mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya