Liputan6.com, Kabul - Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, tengah berada di Afghanistan. Kunjungan itu untuk menghadiri Konferensi Proses Perdamaian Kabul tersebut. JK turut didampingi oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Menurut Jusuf Kalla, rencananya Konferensi Proses Perdamaian Kabul atau Kabul Process yang berlangsung pada 27 Februari-1 Maret 2018 akan dilanjutkan di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Rencananya akan ada pelaksanaan pertemuan Kabul selanjutnya di Indonesia. Pertemuan para ulama tiga negara Indonesia, Afghanistan, dan Pakistan," ujar JK dalam pernyataan saat pembukaan Indonesian Islamic Center, Kabul, yang diterima Liputan6.com.
Jusuf Kalla menambahkan bahwa masing-masing negara nantinya diwakili oleh 15 orang ulama dalam pertemuan yang rencananya diadakan pada Maret 2018.
Tindak Lanjut Kunjungan Jokowi ke Afghanistan
Kunjungan Jusuf Kalla itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Afghanistan. Dalam pertemuan Januari lalu, Jokowi menawarkan Indonesia sebagai fasilitator perdamaian.
"Kunjungan ke sini agar lebih jauh tau apa yang bisa Indonesia sumbangkan dalam upaya menuju perdamaian. HPC (High Peace Council) juga ingin ada saling saling tukar pengalaman tentang bagaimana Indonesia menyelesaikan konflik-konflik," ujar Jusuf Kalla.
"Indonesia dipilih karena merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar. Kita tak punya kepentingan politik maupun ekonomi di Afganistan. Jadi Indonesia dinilai cukup fair," imbuh dia.
Advertisement
Afghanistan Minta Dukungan Sektor Ekonomi
JK juga mengatakan, Afghanistan tak hanya berharap Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan Kabul. Namun, negara tersebut juga meminta dukungan dari sektor ekonomi.
"Mereka minta bagaimana Indonesia bisa melatih para pengusaha seperti di bidang pertambangan, juga infrastruktur, kalau bisa ada pengusaha Indoensia yang berinvestasi di sini lewat perdagangan. Selama imi lewat ke timur, hanya sampai ke India. Di sini kan ada Wika, Wijaya Karya," ujar JK.