Liputan6.com, Stockholm - Sebanyak tiga orang juri Nobel Sastra resmi mengundurkan diri pada Jumat, 6 April 2018, yaitu Klas Ostergren, Kjell Espmark, dan Peter Englund.
Dikutip dari Time.com pada Senin (9/4/2018), masing-masing merilis pernyataan resmi ke media Swedia dengan sedikit rincian.
Englund menulis surat kepada tabloid Aftonbladet bahwa pengunduran dirinya berkaitan dengan keputusan Akademi Swedia, lembaga pemberi hadiah Nobel, pada akhir tahun lalu, yang memecat kepala pusat budaya Stockholm karena dituduh melakukan pelecehan seksual.
Advertisement
Beberapa media Swedia, termasuk Aftonbladet, menambahkan bahwa pengunduran Englund dikaitkan dengan sosok Katarina Forstensson, yang diketahui dekat dengan terduga pelaku pelecehan seksual.
Baca Juga
Englund, dan dua juri lainnya yang mengundurkan diri, disebut menginginkan pemecatan Forstensson. Namun, hal itu terhalang oleh hasil pemungutan suara.
"Ya, ada pemungutan suara," kata Anders Olsson, salah seorang anggota akademi lainnya.
"Kami sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada anggota yang harus dipecat. Mereka yang memutuskan hengkang, punya pendapat lain. Mereka adalah minoritas dan saya pikir, itulah alasan utama mereka pergi," lanjut Olsson.
Di sisi lain, Englund mengatakan bahwa ia dan dua rekannya mengundurkan diri, karena menilai penanganan skandal pelecehan seksual hanya di permukaan, tidak mencapai akar masalahnya.
Hal itu, menurut dia, akan menggangu proses penilaian Nobel. Risiko perselisihan internal berisiko membuat nilai akhir tidak sempurna, sehingga dikhawatirkan menciderai prinsip integritas dan profesionalitas yang diusung oleh Akademi Swedia.Â
"Keputusan ini telah kami buat, dengan atau tanpa dukungan dan pembelaan, untuk tidak lagi berpartisipasi di dalam setiap pekerjaan Akademi Swedia," tulis Englund.
Â
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Akademi Swedia Dinilai Tidak Lagi Bersikap Tegas
Sementara itu, anggota lain yang mengundurkan diri, Klas Ostergren, menulis kepada surat kabar Svenska Dagbladet, bahwa Akademi Swedia telah mengalami masalah serius sejak lama, yakni tidak lagi tegas dalam menindak anggotanya yang melakukan kesalahan, atau skandal memalukan.
Menurutnya, Akademi Swedia menutup mata, dan berusaha membuat suatu hal buruk menjadi hal wajar.
"Apa gunanya kapabilitas tinggi jika tidak disertai dengan kredibilitas dalam bersikap? Saya lebih baik meninggalkan meja kerja, dan keluar dari permainan kotor ini," tegas Ostergren.
Adapun, Espmark menulis surat kepada harian Svenska Dagbladet dan surat kabar lain, Dagens Nyheter, yang mengatakan bahwa integritas adalah urat nadi Akademi Swedia.
"Ketika suara mayoritas di forum mengedepankan kekeluargaan di atas profesionalitas, maka saya tidak akan pernah bersedia ikut di dalamnya," ujar Espmark.
Tiga orang juri yang mengundurukan diri tersebut sejatinya merupakan anggota Komite 18, yang secara teknis dilarang mengundurkan diri ketika penilaian Nobel tengah berlangsung.
Kejadian serupa pernah terjadi pada 1989 silam, saat tiga orang juri mengundurkan diri karena menolak kecaman terhadap Ayatollah Ruhollah Khomeini, pemimpin Revolusi Islam di Iran, yang menyerukan kematian Salman Rushdie, penulis novel kontroversial The Satanic Verses.
Namun, pengundurkan diri tersebut ditolak oleh hakim Akademi Swedia, yang dibalas oleh pilihan abstain pada penilaian akhir Nobel Sastra kala itu.
Advertisement