Kabel Bawah Laut Rusak, Koneksi Internet di 10 Negara Afrika Offline

Koneksi internet 10 negara di Afrika putus jaringan selama dua hari terakhir akibat kerusakan kabel jaringan komunikasi bawah laut.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 11 Apr 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 17:30 WIB
Ilustrasi internet (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi internet (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Paris - Koneksi internet 10 negara di Afrika offline atau putus jaringan selama dua hari terakhir.

Penyebabnya, kabel bawah laut African Coast to Europe (ACE), yang membentang sejauh 17.000 km dari Prancis ke Afrika Selatan, mengalami kerusakan. Demikian seperti dilansir Independent (11/4/2018).

Kabel ACE merupakan pemasok internet bagi sekitar 22 negara di pantai barat Afrika.

Menurut dugaan sementara, kabel ACE rusak akibat tersangkut jaring ikan kapal-kapal nelayan. Namun hingga kini, penyebab kerusakan sesungguhnya masih terus diselidiki.

Otoritas terkait juga tengah melakukan perbaikan atas kerusakan tersebut.

Negara yang terdampak serius atas kerusakan kabel itu meliputi, Mauritania, Sierra Leone, Liberia, Guinea-Bissau, Guinae, dan Gambia.

Sementara Benin, Senegal, Guinea Khatulistiwa, dan Pantai Gading turut terdampak, meski tak seserius keenam negara di atas.

"Mauritania sangat terdampak serius. Putusnya internet berlangsung sangat lama, hampir 48 jam. Usai perbaikan sementara, hanya separuh kawasan yang bisa tersambung kembali ke internet," kata David Belson, Direktur Senior firma riset internet, Dyn.

Insiden ini menjadi kerusakan dengan dampak terparah dalam sejarah ACE sejak kabel jaringan internet itu beroperasi pada 2012, menurut Dyn.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Penyebab

Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)

Kabel bawah laut ACE merupakan proyek konsorsium 19 organisasi komunikasi yang dikepalai oleh Orange, sebuah firma penyedia jaringan komunikasi internasional berbasis di Prancis.

Proyek itu telah dikerjakan selama hampir satu dekade lalu. Pada tahun 2012, ACE mulai beroperasi secara penuh.

Jean-Luc Vuillemin, Wakil Presiden Senior Orange International Networks, menjelaskan, kerusakan kabel ACE kemungkinan besar disebabkan oleh aktivitas kapal nelayan di kawasan.

"Jaring-jaring ikan itu mungkin mengangkat kabel dan mengikis lapisan pelindungnya, sehingga, menyebabkan kerusakan," kata Vuillemin.

Vuillemin berjanji bahwa pihak Orange akan segera memperbaiki kerusakan dan memulihkan koneksi internet di negara-negara terdampak.

Sementara itu, firma internet Dyn menambahkan bahwa dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh kabel ACE diperparah oleh sejumlah faktor lain.

"Seperti jaringan internet secara keseluruhan, kondisi kabel terestrial dan satelit, koneksi firma penyedia jasa layanan komunikasi di negara terdampak, dan lain-lain. Semua itu menyebabkan tingkat kerusakan yang berbeda-beda," kata David Belson, Direktur Senior firma riset internet, Dyn.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya