Liputan6.com, Stockholm - Kepala (Permanent Secretary) Swedish Academy, yang merupakan lembaga Panel Juri Penghargaan Nobel untuk Literatur, mengundurkan diri pada Kamis, 12 April 2018.
Sara Danius mengundurkan diri menyusul derasnya kritik yang diutarakan oleh berbagai pihak terhadap cara perempuan itu menangani dugaan skandal di internal lembaga. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (14/4/2018).
Sara Danius mengumumkan keputusannya usai pertemuan selama 3 jam dengan 18 anggota tetap Swedish Academy di Stockholm kemarin.
Advertisement
"Telah menjadi harapan Swedish Academy agar saya menanggalkan jabatan saya sebagai Permanent Secretary," kata perempuan 56 tahun pakar sejarah literatur itu.
Baca Juga
Danius juga mengatakan, pengunduran diri itu dilakukan usai ia gagal memberikan sanggahan kepada para anggota tetap terkait buruknya penanganan atas dugaan skandal seksual yang tengah menjerat Jean-Claude Arnault.
Arnault merupakan suami dari salah satu anggota Swedish Academy, Katarina Frostenson.
Seperti dikutip dari BBC, 18 perempuan mengklaim telah menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Jean-Claude Arnault. Kabar klaim itu pertama kali diberitakan oleh surat kabar Swedia, Dagens Nyheter.
Pengakuan itu terinspirasi dari kampanye gerakan hashtag #MeToo di dunia maya pada November 2017 -- yang mendorong korban pelecehan seksual untuk menyuarakan klaim pengalaman buruk mereka beserta terduga pelakunya.
Menyusul klaim 18 perempuan itu, Swedish Academy mengadakan voting untuk mendepak Katarina Frostenson dari keanggotaan. Tujuannya, demi membebaskan lembaga panel juri Nobel tersebut dari terpaan skandal.
Akan tetapi, usai voting, tiga anggota Swedish Academy menyuarakan protes terpisah, menolak keputusan pemungutan suara.
Bentuk protes yang dilakukan oleh Klas Ostergren, Kjell Espmark, dan Peter Englund adalah dengan mendeklarasikan diri sebagai anggota pasif dan menolak untuk beraktivitas di internal Swedish Academy.
Di sisi lain, Dewan Nobel segera memutus hubungan dan pendanaan terhadap Jean-Claude Arnault, yang diketahui memiliki kelab budaya di Stockholm. Kelab itu dikabarkan menerima aliran dana dari berbagai lembaga, salah satunya Dewan Nobel.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Penyelidikan Tengah Berlangsung
Swedish Academy merupakan lembaga akademi kehormatan kerajaan (Royal Academies) yang didirikan oleh Raja Gustav III dari Swedia pada 1786. Sejak Penghargaan Nobel untuk Literatur dikreasikan pada 1901, lembaga itu telah menjadi panel juri tetap yang melakukan penilaian guna menetapkan pemenang penghargaan prestisius tersebut.
Anggota mereka berisi belasan pakar dan ilmuwan yang disumpah menjadi panel tetap seumur hidup. Secara teknis, pengunduran diri bagi para anggota adalah sesuatu yang tak bisa dilakukan.
Oleh karenanya, krisis internal yang saat ini melanda Swedish Academy dianggap mencoreng integritas lembaga tersebut, serta berdampak pula pada status kehormatan Dewan Nobel.
Saat ini, demi menyikapi dugaan skandal tersebut, Swedish Academy tengah melakukan penyelidikan internal. Termasuk, jika sekiranya dugaan skandal itu mempengaruhi aspek lain dari organisasi tersebut.
Sementara itu, aparat penegak hukum di Swedia juga tengah menyelidiki dugaan skandal pelecehan dan kekerasan seksual yang dilaporkan oleh ke-18 perempuan tersebut.
Advertisement