Liputan6.com, Jakarta - Melalui Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Indonesia menyampaikan rasa prihatinnya terhadap perkembangan yang terjadi di Suriah.
Menanggapi permasalahan ini, pada minggu lalu pemerintah Indonesia telah menyampaikan kecaman keras atas penggunaan senjata kimia di Suriah oleh pihak manapun, demikian keterangan pers dari Kemlu RI yang diterima Liputan6.com Sabtu (14/4/2018).
Pemerintah Indonesia juga mengimbau agar semua pihak dapat menahan diri dan mencegah terjadinya eskalasi situasi buruk di Suriah.
Advertisement
Baca Juga
Indonesia juga menegaskan ke semua pihak untuk menghormati nilai dan hukum internasional, khususnya Piagam PBB mengenai keamanan dan perdamaian internasional.
Selain itu, pemerintah Indonesia turut mengajak semua pihak untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat sipil, terutama wanita dan anak-anak yang selalu jadi prioritas.
Indonesia pun dengan tegas menekankan pentingnya penyelesaian konflik di Suriah secara komprehensif melalui negosiasi dan cara-cara damai.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan larangan kunjungan bagi WNI ke Suriah. Dalam pernyataannya, pemerintah juga mengimbau WNI yang saat ini masih berada di Suriah untuk segera melaporkan diri dan selalu berkomunikasi dengan Kedutaan Besar RI di Damaskus
Kemlu juga telah meluncurkan Safe Travel, aplikasi piranti lunak yang berfungsi untuk meningkatkan pelayanan dan perlindungan bagi warga negara Indonesia atau WNI di luar negeri, termasuk Suriah.
Lewat aplikasi ini, WNI juga dapat mengupdate situasi keamanan lebih lanjut di Damaskus dan sekitarnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Serangan Militer ke Suriah
Sebelumnya, bersama koalisi militernya, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris melancarkan serangan militer ke Suriah. Menurut Presiden Amerika Serikat Donald Trump, tindakan ini dilakukan untuk merespons serangan senjata kimia di negara tersebut.
Dikutip dari laman BBC, kebenaran serangan militer itu disampaikan secara langsung oleh Trump lewat siaran televisi.
"Sebuah operasi gabungan bersama angkatan bersenjata Prancis dan Inggris tengah berlangsung saat ini," ujar Presiden Amerika Serikat tersebut.
Dalam pidatonya, Trump telah memberi persetujuan atas serangan militer di lokasi penyerangan senjata kimia di Suriah. Serangan ini dilancarkan sebagai balasan Amerika Serikat terhadap serangan senjata kimia di Douma pekan lalu, yang menurutnya dilakukan oleh pemerintah Suriah. Sejumlah ledakan pun dilaporkan telah terjadi di dekat ibu kota Suriah, Damaskus.
Presiden Trump mengatakan, serangan-serangan ini diarahkan pada sasaran terkait -- lokasi yang dinilai menjadi pusat kemampuan senjata kimia pemerintah Suriah.
Trump juga mengatakan, tujuan serangan militer ini dimaksud untuk membangun pencegahan terhadap produksi, penyebaran, hingga penggunaan senjata kimia.
Dikatakan oleh Trump, dugaan serangan kimia di Douma yang menurutnya dilancarkan oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad, bukanlah tindakan yang dilakukan oleh seorang lelaki, melainkan kejahatan yang dilakukan oleh monster.
Di lain sisi, Suriah membantah tuduhan telah melakukan serangan senjata kimia.
Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan, rudal jelajah jenis Tomahawk digunakan dalam serangan tersebut. Dikatakan bahwa hingga saat ini sudah ada enam ledakan keras yang terjadi di Damaskus.
Syrian Observatory for Human Rights -- sebuah lembaga pemantau HAM yang berpusat di Inggris -- mengatakan bahwa serangan-serangan itu menyasar pada fasilitas riset ilmiah di Suriah dan sejumlah fasilitas lain di Damaskus.
Advertisement