Liputan6.com, Washington DC - Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science menyebut, tekanan evolusioner memiliki pengaruh kuat pada persepsi romantis wanita terhadap pria.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Departemen Psikologi pada University of Rochester, wanita telah diprogram untuk memilih spesimen pria yang sehat.
Seperti dikutip dari News.com.au pada Kamis (17/5/2018), salah satu indikator yang paling diperhatikan adalah proporsi tubuh pria.
Advertisement
Peneliti mengukur proporsi tubuh dari 9.000 orang pria di militer Amerika Serikat, yang kemudian datanya digunakan untuk membuat simulasi komputer fisik pria pada tingkatan rata-rata.
Baca Juga
Para peneliti kemudian memanipulasi sosok tersebut, dengan menyesuaikan panjang dan pendek pada kedua lengan dan kakinya.
Setelahnya, sebanyak ratusan responden wanita heteroseksual diminta untuk memilih jenis tubuh pria, yang dirasa mendekati konsep nyaman menurut masing-masing preferensi.
Bagaimana hasilnya?
Wanita ternyata tidak peduli dengan siku atau lutut laki-laki, atau di mana mereka ditempatkan. Begitupun pada lengan pria yang cenderung dikesampingkan, sehingga berpotensi mematahkan anggapan bahwa kaum hawa bisa tertarik dengan bentuk bisep.
Namun, ketika merujuk pada panjang kaki, banyak wanita mengaku hatinya berdesir-desir, apalagi jika menyadari tinggi pundak mereka sedikit di atas setengah tinggi tubuh pria.
Lalu, peneliti menyimpulkan secara spesifik pendapat mayoritas yang memilih visual tubuh pria dengan kaki panjang. Hasilnya adalah, pria pada kelompok ini dianggap mampu menarik hati para wanita, dan juga menjadi obyek imajinasi romantis kaum hawa.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Â
Mencerminkan Pengaruh Evolusi
Sementara itu, hasil penelitian di atas, menurut peneliti, bisa mencerminkan pengaruh evolusi.
Dijelaskan bahwa pria yang memiliki diabetes tipe 2, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi kemungkinan memiliki kaki yang lebih pendek.
"Rasio kaki-tubuh yang sedikit di atas rata-rata utamanya dikaitkan dengan status sosial ekonomi yang tinggi, nutrisi yang baik dan stabilitas saat tumbuh kembang, serta efisiensi biomekanik ketika bergerak," kata Dr William Skylark, peneliti utama dalam studi terkait.
Proporsi lengan, serta di mana siku dan lutut ditempatkan, juga dapat mencerminkan dampak penyakit pada pria.
Tetapi kabar baiknya, merujuk pada hasil penelitian di atas, wanita heteroseksual di Amerika Serika -- tempat studi ini dilaksanakan -- diketahui tidak peduli.
Advertisement