Makan Kelabang Mentah, 2 Orang di China Sakit Kepala Lalu...

Dokter mengatakan ada infeksi dengan penyebab yang tak biasa. Ternyata kedua orang itu telah memakan kelabang mentah. Lalu apa yang terjadi?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 01 Agu 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2018, 20:40 WIB
Ilustrasi Kelabang
Ilustrasi Kelabang (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta - Ada-ada saja, dua orang di Guangzhou, China, ini masuk rumah sakit akibat makan hewan arthropoda, kelabang alias lipan. Mereka dirawat dengan keluhan sakit kepala dan gejala neurologis lainnya.

Awalnya, seperti diberitakan CNN yang dikutip Rabu (1/8/2018), dokter mengatakan ada infeksi dengan penyebab yang tak biasa. Kedua orang itu telah memakan lipan mentah, menurut laporan yang diterbitkan dalam American Journal of Tropical Medicine and Hygiene pada Senin 30 Juli.

Pasien pertama, seorang wanita 78 tahun, ke rumah sakit pada November 2012 dengan keluhan sakit kepala, kerap mengantuk dan gangguan kognitif. Beberapa minggu kemudian, seorang pria 46 tahun juga datang ke rumah sakit dengan sakit kepala yang telah berlangsung selama lebih dari 20 hari.

Kedua pasien (sejumlah media menyebut mereka ibu-anak) mengalami leher kaku, tanda kemungkinan meningitis. Hasil rontgen menunjukkan ada dua titik yang mencurigakan di otak wanita itu, sementara pada si pria terdeteksi satu benjolan di paru kanan.

Kemudian terungkaplah kesamaan kedua pasien tersebut, bahwa mereka makan kelabang mentah dari pasar sayuran di Guangzhou.

Tes laboratorium makin menegaskan bahwa mereka terinfeksi dengan rat lungworm, atau dikenal sebagai Angiostrongylus cantonensis (A. cantonensis), yang menyebabkan sejenis meningitis alias radang selaput otak dan sumsum.

Dinamai rat lungworm karena parasit jenis itu berkembangbiak dengan baik pada tikus, bukan manusia.

"Jadi ketika masuk ke dalam tubuh manusia, binatang itu bisa tersesat menuju otak dan tinggal di sana," tutur Asisten Profesor di Departemen Penyakit Menular dan Patologi di University of Florida, Heather Stockdale Walden, kepada CNN.

"Ketika sampai ke otak, Anda bisa mengalami meningitis eosinophilic," katanya, mengacu pada peradangan di selaput tipis yang menutupi sumsum tulang belakang dan otak.

Manusia biasanya terinfeksi parasit akibat memakan tumbuhan dan hewan yang terkontaminasi -- termasuk siput, keong dan bahkan kadal monitor. Tapi belum diketahui bisa disebabkan oleh konsumsi kelabang yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional China.

Untuk memastikan bahwa hewan yang menyebabkan penyakit pada kedua orang itu adalah kelabang, para peneliti membeli 20 binatang jenis tersebut di pasar yang sama tempat kedua pasien itu mendapatkannya. Mereka kemudian menemukan ada larva rat lungworm di tujuh spesimen, rata-rata 56 larva per lipan.

"Sepengetahuan kami, ini adalah laporan pertama infeksi A. cantonensis melalui konsumsi lipan," tulis mereka.

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Penyebaran

Ilustrasi Kelabang
Ilustrasi Kelabang (iStockphoto)​

Juru bicara Departemen Kesehatan Negara Bagian Hawaii, Janice Okubo mengatakan tahun lalu bahwa infeksi parasit bisa terjadi akibat mengonsumsi siput dan keong.

"Kami tahu bahwa orang dapat terinfeksi parasit dengan mengkonsumsi siput dan keong mentah atau kurang matang," jelas Janice Okubo. 

Menurut penulis laporan terbaru, lebih dari 140 spesies moluska, seperti siput dan keong ditemukan sebagai inang perantara potensial di alam dan dalam percobaan ilmiah.

Hewan lainnya yang kemungkinan terinfeksi parasit itu termasuk beberapa jenis katak dan ikan. Tetapi seperti nama parasit yang menginfeksi dua orang di China, rat lungrom adalah tuan rumah yang potensial.

Cacing parasit, setelah dicerna oleh tikus, akan berjalan dari usus ke aliran darah kemudian ke otak. Mereka berganti kulit dan matang di otak lalu bermigrasi kembali ke arteri paru-paru, di mana cacing dewasa ditemukan. Seekor betina dewasa dapat menghasilkan 15.000 telur per hari.

Tikus itu terinfeksi cacing ini dan keluar melalui kotoran, yang kemudian dimakan oleh siput atau keong. Begitu siklusnya terus berlanjut.

Pada manusia, parasit tidak dapat bertahan lama, sehingga sebagian besar infeksi akhirnya sembuh dengan sendirinya. Tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian, demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

"Angiostrongylus cantonensis dapat menginfeksi secara berbeda pada orang dewasa dan anak-anak. Jadi biasanya, pada orang dewasa, salah satu hal utama yang Anda dengar keluhan adalah sakit kepala," kata Walden. Dia menambahkan bahwa orang dewasa umumnya melaporkan kekakuan leher, mual dan muntah.

"Pada anak-anak, keluhannya mual dan muntah, tidak begitu banyak sakit kepala," katanya seraya menambahkan bahwa anak-anak juga akan mengalami demam dan merasakan sakit perut.

Parasit yang tertelan "juga bisa berpindah ke mata sehingga menjadi Angiostrongylus mata," kata Walden.

"Jika parasit masuk ke mata, kadang-kadang Anda bisa mengeluarkannya melalui operasi."

Penularan parasit itu tak bisa melalui orang ke orang.

Menurut para peneliti dalam laporan terbaru, para pasien bisa pulih setelah 15 hari pengobatan, termasuk mengonsumsi obat antiparasit dan steroid.

Dokter biasanya mencari petunjuk dan mendasarkan diagnosis mereka pada kemungkinan terpapar parasit, melalui makanan atau air, ketika tinggal di atau mengunjungi daerah endemik.

Lebih dari 2.800 kasus telah dilaporkan di sekitar 30 negara, sebagian besar di bagian Asia dan Kepulauan Pasifik. Sementara lebih sedikit kasus muncul di Karibia dan Afrika.

Centers for Disease Control and Prevention AS (CDC) merekomendasikan mencuci sayuran secara menyeluruh dan merebus setiap katak atau siput yang mungkin Anda makan selama tiga hingga lima menit. Menurut badan tersebut, Anda mungkin juga harus menutup minuman agar terhindar dari paparan hewan-hewan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya