Jangan Biarkan Jentik Nyamuk Hidup, Atau Polusi Mikroplastik Mengintai Hidup Manusia

Jentik nyamuk menelan mikroplastik yang terdapat di dalam air limbah dan bisa mencapai rantai makanan manusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2018, 09:31 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2018, 09:31 WIB
20170207- Singapura Kembangbiakkan Nyamuk Jantan Bakteri Wolbachia-AFP Photo
Pemerintah Singapura mulai memerangi demam berdarah dengue (DBD) dengan menggunakan nyamuk, Selasa (7/2). Jentik nyamuk pembawa bakteri Wolbachia dikembangbiakkan di Badan Lingkungan Nasional Singapura. (AFP Photo/Roslan Rahman)

Liputan6.com, Jakarta - Jentik-jentik nyamuk kini diketahui bisa menelan mikroplastik, atau keping-keping plastik yang berukuran sangat kecil, yang terdapat dalam air limbah. Mikroplastik ini akhirnya bisa mencapai rantai makanan, termasuk yang dikonsumsi oleh manusia.

Mikroplastik adalah plastik terurai yang berasal dari bahan-bahan buatan manusia, seperti pakaian sintetis, ban mobil dan bahkan lensa kontak, yang sekarang banyak mengotori lautan dan sungai-sungai di dunia.

Karena ukurannya yang amat kecil, mikroplastik hampir tidak terlihat dengan mata telanjang dan sulit untuk dikumpulkan, untuk kemudian dimusnahkan. Bahan-bahan plastik itu bisa mencederai satwa laut dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia yang memakannya.

Tapi kini para periset di Universitas Reading di Inggris mengklaim telah menemukan bukti --untuk pertama kalinya-- bahwa mikroplastik bisa masuk ke dalam ekosistem kmanusia lewat nyamuk dan serangga lainnya.

Tim periset menyaksikan bagaimana jentik nyamuk menelan mikroplastik, yang kemudian berpindah ke dalam tubuh nyamuk dewasa. Ini berarti, hewan-hewan lain yang memakan nyamuk itu juga menelan mikroplastik tadi.

"Hasilnya kemungkinan bisa dilihat dalam konteks yang lebih luas," kata Amanda Callaghan, pakar biologi di Universitas Reading, seperti dilansir dari VOA Indonesia, Jumat (21/9/2018).

"Kami hanya melihat nyamuk-nyamuk itu sebagai contoh, tapi ada banyak serangga lain yang hidup di air dan punya siklus larva seperti nyamuk itu," imbuh Amanda.

Hewan-hewan yang makan nyamuk tersebut semisal beberapa jenis burung, kelelawar dan laba-laba, yang pada gilirannya diburu dan dimakan oleh hewan-hewan lain atau manusia.

"Pada dasarnya, ini adalah jalur polusi yang belum pernah kita pertimbangkan sebelumnya," jelas Amanda. "Dan ini adalah masalah besar, karena limbah plastik yang sudah ada dalam lingkungan kita kini, akan terus menghantui kita untuk waktu lama."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Gunakan Tanaman Ini Untuk Menjauhkan Nyamuk

Ilustrasi Nyamuk (AFP)
Ilustrasi Nyamuk (AFP)

Gigitan nyamuk tidak hanya menjengkelkan, tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan yang cukup membahayakan. Serangga yang satu ini kerap dianggap sebagai keluarga hewan paling mematikan di dunia dan menularkan penyakit yang sangat berbahaya seperti malaria, demam kuning, Chikungunya, virus West Nile, demam berdarah, filariasis, dan virus Zika.

Nyamuk tertarik pada manusia dan hewan lain oleh aroma karbon dioksida dan wewangian menggoda lainnya yang dipancarkan tubuh. Semakin tinggi kadar zat tersebut, makan serangga itu akan kian mendekat.

Untungnya, ada aroma yang dapat digunakan untuk mengusir nyamuk tanpa menggunakan bahan kimia. Seperti misal lavender. Keharuman yang menenangkan dari lavender ternyata ampuh dianggap sebagai pengusir nyamuk. Sebagai bonus tambahan, bunga ini juga memiliki sifat antijamur dan antiseptik.

Anda dapat menanamnya di kebun atau pot yang terletak di dekat pintu dan jendela, guna mencegah nyamuk masuk ruangan. Untuk perlindungan yang lebih baik, gosokkan bunga ke kulit Anda untuk melepaskan minyaknya.

Selain lavender, Anda juga bisa menggunakan Marigold. Ini adalah bunga yang mudah tumbuh dan mengandung thiophenes, senyawa dengan sifat pengusir serangga. Efektif dalam mencegah nyamuk, kutu daun, hama thrips, lalat putih, Mexican bean beetles, serangga labu, dan cacing tanduk tomat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya