24-9-1918: Akhiri Perang, Raja Bulgaria Rela Dipecundangi dan Turun Takhta

Setelah ditinggalkan Jerman, Bulgaria mengajukan gencatan senjata dengan Sekutu pada Perang Dunia I.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 24 Sep 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2018, 06:00 WIB
Perang Dunia I
(Foto: The British Library) Ilustrasi Perang Dunia I

Liputan6.com, Sofia - Setelah diam-diam dirayu sebagai sekutu oleh kedua belah pihak pada bulan-bulan awal perang, Bulgaria telah memutuskan mendukung Jerman dan Blok Sentral tepatnya Oktober 1915.

Pada akhir bulan yang sama, pasukan Bulgaria terlibat bentrok dengan tentara Serbia di bekas Provinsi Ottoman di Makedonia, membuat perselisihan antara Serbia dan pasukan Sekutu di Yunani yang berusaha datang memberi bantuan negara itu, demikian Today in History sebagaimana dikutip dari History.com pada Minggu (23/9/2018).

Pada musim panas tahun 1916, Bulgaria menginvasi dan menduduki bagian dari Yunani yang kala itu netral. Mereka kemudian melakukan serangan besar pada bulan Agustus, yang berhasil dihentikan oleh serangan udara dan laut Inggris.

Pada bulan April 1917, serangan-serangan Inggris berlanjut ke parit-parit Bulgaria di Danau Belarusia Makedonia, namun terbukti tidak berhasil, sehingga kedua pihak tetap terkunci di jalan buntu untuk sebagian besar tahun berikutnya.

Namun, ketika Sekutu meningkatkan tekanan terhadap pasukan Jerman di Front Barat, pasukan Bavaria tergesa-gesa dipindahkan, meninggalkan Bulgaria yang sangat lemah dan semakin terdemoralisasi.

Oleh Sekutu, momen tersebut dianggap sebagai peluang besar untuk sukses menyerang Bulgaria, yang kala itu hanya tersisa dukungan dari pasukan Yunani.

Adapun pasukan Sekutu di wilayah itu dipimpin oleh Jenderal Prancis Franchet d'Esperey, yang memutuskan Serangan Vardar pada 15 September 1918.

Keberhasilan sekutu terbilang mengesankan, karena dalam waktu kurang dari seminggu, Bulgaria mengajukan gencatan senjata, yakni pada 24 September 2018.

Lima hari berselang, gencatan senjata pun akhirnya ditandangani, dan dengan demikian Bulgaria pun keluar dari perang.

Namun, akibat dari gencatan senjata yang merugikan Bulgaria, Raja Ferdinand terpaksa turun takhta, dan bahkan dipecundangi sebagai "sosok buangan" karena dianggap menjual kerajaan yang dipimpinnya.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Isi Surat Pengajuan Gencatan Senjata

Ilustrasi Perang Dunia I
Ilustrasi Perang Dunia I (Wikipedia/Public Domain)

Dalam sebuah surat pernyataan yang bertanggal 24 September 1918, sebagaimana dikutip dari Firstworldwar.com, pemerintah Bulgaria mengajukan permohonan gencatan senjata sebagai berikut:

Sofia, 24 September 1918

Sehubungan dengan situasi yang baru-baru ini muncul, dan setelah melewati pembahasan bersama dengan semua otoritas yang kompeten, Pemerintah Bulgaria, yang ingin mengakhiri pertumpahan darah, memberi wewenang kepada Panglima Angkatan Bersenjata untuk mengusulkan kepada Generalissimo dari pasukan Entente di Salonika, berupa penghentian permusuhan, serta masuk ke dalam negosiasi untuk mendapatkan gencatan senjata dan perdamaian.

Di tanggal yang sama, tepatnya pada tahun 1789 silam, Aturan Kehakiman disahkan oleh Kongres dan ditandatangani oleh Presiden George Washington. Hal tersebut menandakan pembentukan perdana Mahkamah Agung Amerika Serikat sebagai pengadilan, yang terdiri dari enam hakim yang bertugas hingga masa pensiun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya