Liputan6.com, Jakarta - Benarkah pasangan yang saling mencintai cenderung mudah mengalami pertambahan berat badan? Para ilmuwan menemukan bukti terkait hal tersebut.
Munculnya gagasan bahwa pasangan yang bahagia akan bertambah berat tubuhnya ketika saling mencintai mungkin terdengar agak mengada-ada. Tetapi anehnya, ada bukti yang mendukung pernyataan tersebut.
Seperti dikutip dari Bright Side, Selasa (23/10/2018), menurut beberapa penelitian, pasangan yang dilaporkan bahagia dan puas dalam hubungan pernikahan mereka lebih cenderung mengalami pertambahan berat badan.
Advertisement
Penelitian yang dilakukan oleh University of North Carolina terkait pengukuran berat badan lebih dari 8.000 orang, menyimpulkan bahwa seorang wanita menikah akan mengalami kenaikan bobot tubuh rata-rata 24 pon atau sekitar 10,8 kg selama 5 sampai 6 tahun pertama masa pernikahannya.
Baca Juga
Selain itu, wanita yang tinggal dengan pasangan tetapi tidak menikah tercatat mengalami kenaikan bobot tubuh hingga 22 pon sekitar 9,9 kg. Sementara perempuan yang berpacaran tanpa hidup bersama dengan pasangan hanya berpotensi naik berat badan hingga 13 pon, atau berkisar 5,8 kg.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa laki-laki akan mengalami pertambahan berat badan selama masa transisi dari lajang ke dalam suatu hubungan. Hasilnya, lelaki yang hidup bersama dengan pasangan selama lebih dari 2 tahun berpotensi dua kali lebih mungkin bertambah bobot tubuhnya lebih dari 10,8 kilogram dibandingkan mereka yang tak tinggal bersama pasangannya.
Studi ini mencapai kesimpulan bahwa ada hubungan yang kuat antara hubungan romantis dan jumlah hasil yang berhubungan dengan obesitas. Namun, meskipun kenaikan berat badan terbukti dalam hubungan romantis jangka panjang, ada penurunan signifikan dalam merokok dan penyalahgunaan alkohol sebagai bukti kesediaan pasangan melakukan gaya hidup yang lebih sehat.
Pasangan yang Baru Menikah
Sejumlah penelitian lain dari Institut Kesehatan Nasional memeriksa apakah kenaikan berat badan pada pasangan yang baru menikah adalah cerminan positif atau negatif dari kebahagiaan mereka. Studi ini juga diikuti pasangan yang telah menikah selama lebih dari 4 tahun, termasuk pemeriksaan kesehatan emosional serta tingkat stres mereka.
Hasilnya, ditemukan bahwa pasangan yang baru saja menikah dan merasa bahagia akan dua kali lebih mungkin berpotenasi mengalami penambahan berat badan. Sedangkan pasangan yang melaporkan tak bahagia dengan pasangan cenderung sulit bertambah berat badannya.
Studi ini mencapai kesimpulan bahwa pasangan yang bahagia lebih berpotensi mengalami pertambahan berat badan. Alasannya, karena mereka tak memiliki kebutuhan untuk menarik pasangan lain dan merasa lebih bahagia sebagaimana adanya. Sedangkan mereka yang merasa tak bahagia dalam hubungan sulit bertambah berat badan karena stres.
Namun, disarankan kepada pasangan yang menikah dan bahagia lalu bertambah berat badan, agar memperhatikan Body Mass Index (BMI) atau indeks massa tubuh terkait masalah kesehatan bukan sekadar menjaga penampilan semata.
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Kenaikan Berat Badan Menular?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa penambahan berat badan juga menular pada pasangan yang sudah menikah.
Jika satu pasangan bertambah berat badannya, maka pasangan lain memiliki 37% kemungkinan pertambahan bobot tubuh. Hal ini terjadi karena mereka beradaptasi dengan kebiasaan masing-masing akibat menghabiskan begitu banyak waktu bersama.
Sedangkan pasangan yang mungkin tak bahagia dalam hubungan, akan menghindari menghabiskan waktu bersama sehingga sulit beradaptasi dengan kebiasaan makan masing-masing.
Orang-orang yang memegang penelitian menganalisis lingkungan sosial, kebiasaan, dan aktivitas timbal balik dari pasangan dan mencapai kesimpulan bahwa peningkatan berat badan bersama berasal dari kedua individu yang secara psikologis saling mempengaruhi satu sama lain dengan kebiasaan makan mereka.
Penting untuk diingat bahwa meskipun ini adalah studi yang dilakukan oleh profesional di bidang kesehatan, mereka hanya menunjukkan sejumlah contoh di dunia dan bukan seluruh dunia. Sehingga mungkin hasilnya tak bisa disama ratakan.
Selalu ada pengecualian dan itu tak berarti bahwa ketika Anda tak mengalami pertambahan berat badan ketika menikah bukan jadi cerminan tidak bahagia dengan pasangan. Studi-studi ini terutama dilakukan untuk memahami situasi hidup pasangan dan membantu memerangi obesitas.
Sejatinya, sangat penting untuk saling mempengaruhi dengan cara yang positif terkait kebiasaan makan yang sehat dan gaya hidup tanpa menghiraukan berat badan. Itu semua dilakukan untuk menikmati hubungan satu sama lain selama sisa hidup.
Advertisement