Konferensi Ekonomi Kreatif yang Digagas RI Selanjutnya Digelar di Dubai?

Pemerintah Uni Emirat Arab disebut telah memohon izin kepada Indonesia untuk melanjutkan agenda WCCE, yang akan digelar pada 2020 mendatang di Dubai.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 08 Nov 2018, 15:01 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 15:01 WIB
Wakil Kepala Bekraf Ricky Persik (tengah) berbicara dalam konferensi pers yang didampingi oleh Febrian Ruddyard (kiri) dari Kemenlu RI dan Endah Wahyu Sulistianti (Liputan6.com/Happy Ferdian)
Wakil Kepala Bekraf Ricky Persik (tengah) berbicara dalam konferensi pers yang didampingi oleh Febrian Ruddyard (kiri) dari Kemenlu RI dan Endah Wahyu Sulistianti (Liputan6.com/Happy Ferdian)

Liputan6.com, Nusa Dua - Penyelenggaraan World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018 telah resmi berakhir pada Kamis, 8 November 2018. Ditutup oleh Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Pesik dan Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Febrian Ruddyard.

Konferensi yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada 6-8 November 2018 itu menghasilkan sebuah panduan bertajuk Bali Agenda of Creative Economy, yang akan menjadi acuan dalam pengembangan ekonomi kreatif, tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia.

Dalam penutupan tersebut, disampaikan pula bahwa WCCE akan kembali digelar pada 2020 mendatang di Dubai. Hal itu merupakan hasil kesepakatan yang disetujui oleh tim kecil khusus bersama dengan perwakilan pemerintah Uni Emirat Arab, di sela-sela pelaksanaan Friends of Creative Economy (FCE) pada Selasa, 6 November 2018.

"Di hari pertama pelaksanaan WCCE, tepatnya saat berlangsung FCE, perwakilan dari pemerintah Uni Emirat Arab datang langsung ke kami, mengajukan proposal untuk menggelar lanjutan acara ini di Dubai pada 2020 nanti," ujar Ricky Pesik dalam jumpa pers di BNDCC, Kamis (8/11/2018).

Ditambahkan olehnya, bahwa Bekraf, bersama dengan Kemlu RI, akan terus mengawal pembahasan tentang bagaimana gelaran kedua WCCE dihelat di Dubai.

"Karena kita (Indonesia) adalah negara yang menjadi inisiator konferensi ini, maka kami pastikan (ada) hak perogeratif untuk setiap penyelenggaraan WCCE di manapun di dunia," jelas Ricky.

Meski belum dirumuskan tentang rentang waktu pelaksanaan WCCE, namun Ricky mengatakan bahwa ada kemungkinan skala penuh agenda tersebut akan dilaksanakan setiap dua tahun sekali.

Adapun tentang pelaksanaan eksibisi dan sesi pleno (plennary session) tentang ekonomi kreatif, masih menurut Ricky, diharapkan bisa berlangsung setiap tahun guna menggali beragam pemikiran baru tentang ekonomi kreatif, serta menjadi ajang bagi para pelakunya untuk saling belajar dan bersinergi satu sama lain.

Meraih Antusiasme Tinggi

"Kami juga menginginkan nantinya gelaran WCCE akan kembali secara berkala ke Bali, tempat di mana konferensi ini lahir. Ini juga bisa sekalian untuk mendorong pengembangan Bali sebagai hub internasional untuk bidang MICE, bukan hanya pariwisata. Ya, ini salah satu contoh inklusivitas yang kami angkat, bahwa semua orang, lembaga, bisa saling gotong royong memajukan bangsa," lanjutnya mantap.

Ditutup pidato singkat oleh Kepala Bekraf, Triawan Munaf, ajang WCCE 2018 disebut berhasil mengundang sekitar 300-an orang delegasi internasional, yang berasal dari pemerintahan, pelaku bisnis, dan juga beberapa penggiat ekonomi kreatif lainnya.

Sesuai dengan temanya Inclusively Creative, agenda ini juga memberikan kebebasan bagi masyarakat umum untuk berpartisipasi, dengan mendaftar melalui situs resmi WCCE 2018. Dari target awal 1.000 peserta, gelaran ini justru disambut antusiasme besar, di mana total partisipan yang hadir mencapai lebih dari 2.000 orang.

Acara ini juga turut didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Keuangan, BKPM, UNESCO, serta UNCTAD.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Diharapkan Menjadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi 2
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (Liputan6.com)

Diikuti lebih dari 30 negara dan 2.000 peserta, WCCE mengusung tema Inclusive Creative sebagai pesan Indonesia bahwa ekonomi kreatif dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi negara. Sumber dayanya, menurut Kepala Bekraf Triawan Munaf, berasal dari ide dan gagasan manusia yang tak akan pernah habis.

Rangkaian acara yang berlangsung selama tiga hari ini dibuka dengan agenda Friends of Economy (FCE), yang dihadiri oleh delegasi berbagai negara, akademisi, pelaku kreatif, komunitas, dan media untuk merumuskan Bali Agenda of Creative Economy yang akan dibawa ke Sidang Umum PBB tahun depan.

Konferensi ini juga menghadirkan lebih dari 20 tokoh ternama di dunia kreatif sebagai pembicara. Beberapa di antara mereka adalah CEO dan Co-Founder Net TV Wishnutama Kusubandio, CEO Tokopedia William Tanuwijaya, Presiden China Film Group Corporation Le Kexi, dan masih banyak lainnya.

Selain itu, sejumlah produk global juga turut hadir meramaikan eksibisi yang digelar dalam tajuk Culture Village, seperti beberapa di antaranya adalah Bukalapak, Disney, Mobile Legend, TikTok, dan lain sebagainya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya