Amerika Serikat Tunjuk Dubes Baru untuk Australia Setelah 2 Tahun Kosong

Usai kursi duta besar kosong selama 2 tahun, Amerika Serikat pilih dubes baru untuk Australia.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jan 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2019, 07:00 WIB
Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Liputan6.com, Perth - Amerika Serikat akhirnya menunjuk dan mengirim duta besar untuk Australia ke Canberra. Sang diplomat baru ini akan mengisi kekosongan jabatan tersebut yang terbengkalai selama dua tahun.

Dengan adanya shut down atau penutupan sebagian dari kantor pemerintah AS di Washington D.C., maka timbul kekhawatiran bahwa para senator dari Kongres ke-115 tidak akan punya waktu untuk menyelesaikan urusan birokrasi yang belum tuntas.

Tapi, tepat pada menit terakhir, mereka menyelesaikannya, menyetujui puluhan calon yang diajukan Donald Trump untuk mendapat penempatan.

Sementara itu, calon dubes yang akan ditempatkan di Australia adalah Arthur Culvahouse Jr. Di sisi lain, dubes AS untuk Kenya, Mongolia, Brunei, Azerbaijan, Yaman, Guyana dan Armenia juga mendapat persetujuan.

Jika Culvahouse tidak dikonfirmasi pada hari Kamis, 3 Januari 2019 waktu setempat, pencalonannya akan berakhir dan menyebabkan penundaan berminggu-minggu.

"Itu artinya, ia akan berada di negara tersebut (Australia) pada saat pemilu dan itu sangat penting," kata Bruce Wolpe, seorang peneliti tamu di Pusat Studi Amerika Serikat, seperti dikutip dari ABC Indonesia, Jumat (4/1/2019).

Ia menambahkan, pejabat tertinggi dari departemen luar negeri akan memiliki representasi terbaik dari apa yang terjadi di Australia.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Disambut Baik

Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)

Posisi diplomatik yang telah kosong sejak 2016 ini, menjadi isu yang tidak menyenangkan dalam hubungan AS-Australia.

AS mengalihkan calon pertamanya, Harry Harris, untuk bertugas di Korea Selatan ketika ketegangan dengan Korea Utara meningkat pada musim gugur ini.

Beberapa pihak, termasuk mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, melihat langkah itu sebagai penghinaan diplomatik.

"Menit terakhir, orang-orang yang berkepentingan dalam hubungan ini melakukan pekerjaan politik yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini," kata Wolpe.

"Ada eksekusi yang sangat baik pada tahap terakhir Senat. Jadi, untuk semua alasan itu, penetapan dubes adalah berita yang sangat baik."

Selama dua tahun terakhir, para pejabat di Canberra dan Washington DC telah mengesampingkan arti penting kekosongan Dubes di Canberra dan mengatakan hal itu berdampak kecil pada kekuatan hubungan AS-Australia.

Juru bicara Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, mengatakan pada hari Rabu, 2 Januari 2019, "Australia telah memiliki hubungan yang sangat baik dengan Kuasa Usaha AS, James Carouso, yang telah memberikan kepemimpinan yang kuat dan masukan yang dihargai."

Meskipun demikian, berita konfirmasi ini kemungkinan akan disambut dengan hangat oleh kedua kubu politik di Australia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya