Peneliti Buat Baju Tahan Gigitan Hiu untuk Cegah Kematian Penyelam

Sebuah universitas di Australia sedang menguji bahan baru yang dirancang untuk mengurangi dampak gigitan hiu.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2019, 09:30 WIB
Ilustrasi hiu
Ilustrasi hiu. (Pixabay)

Liputan6.com, Adelaide - Sebuah universitas di Australia sedang menguji bahan baru yang dirancang untuk mengurangi dampak gigitan hiu, para peneliti mengatakan pada Selasa 29 Januari 2019. Proyek itu bertujuan mengurangi kematian akibat serangan hiu dan mengurangi kekhawatiran para penyelam.

Para peneliti dari Universitas Flinders di Adelaide menerima dana pemerintah untuk menguji bahan neoprene terhadap kekuatan gigitan dari beberapa spesies hiu, termasuk hiu putih raksasa. Neoprene adalah sejenis karet sintetik yang digunakan untuk membuat baju selam.

Bahan baru tersebut bertujuan untuk menghindari robekan dan tusukan dari serangan hiu dan membantu korban mengurangi insiden kehilangan darah. Universitas Flinders enggan mengungkap pemasok bahan neoprene baru tersebut.

"Kami menyadari bahan itu tidak akan mencegas semua cedera karena tidak bisa mencegah cedera patah tulang atau tulang yang hancur," kata Profesor Charlie Huveneers seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (3/2/2019).

"Namun, sebagian besar kematian akibat gigitan hiu adalah karena kehilangan darah. Dan kemampuan mengurangi kehilangan darah dengan respon gawat darutat yang cepat, diharapkan bisa mengurangi kematian dan cedera akibat gigitan hiu."

Meski ada puluhan juta kunjungan ke pantai di Australia setiap tahun, serangan hiu sangat jarang terjadi. Tapi setiap insiden memicu perdebatan publik mengenai keamanan pantai.

Ada 27 insiden serangan hiu di perairan Australia tahun lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Kebun Binatan Taronga di Sydney. Insiden tersebut termasuk satu insiden fatal di tujuan wisata popular, Kepulauan Whitsunday, dekat terumbu karang Great Barrier Reef.​

Meski risiko serangan hiu sangat kecil, banyak orang masih khawatir tentang hiu,” kata Huveneers menambahkan.

"Gigitan hiu bisa menimbulkan konsekuensi fisik, mental, sosial dan ekonomi yang parah. Karena itu penting untuk mengembangkan cara-cara baru mengurangi risiko gigitan hiu dan memastikan keberhasilan produk baru seperti itu."

Neoprene baru akan diuji dengan bahan-bahan standar yang biasanya digunakan untuk para penyelam dan peselancar. Hasil uji coba akan dirilis tahun ini.

Kebun Binatan Taronga mencatat ada 18 serangan pada 2017 dan 26 pada 2016.

Banyak pakar mengatakan peningkatan jumlah orang yang ke pantai sebagai penyebab meningkatnya serangan hiu.

 

Simak video pilihan berikut:

Serangan Hiu di Great Barrier Reef

Ilustrasi hiu
Ilustrasi hiu (AFP)

September lalu, seorang anak perempuan berusia 12 tahun dalam kondisi kritis setelah ia diserang seekor hiu sewaktu berenang di Great Barrier Reef, Australia, hanya beberapa jam setelah seorang perempuan cedera akibat serangan serupa.

Paramedis segera didatangkan ke Cid Harbour di Whitsunday Islands, di lepas pantai sebelah utara negara bagian Queensland, Kamis 20 September 2018, di mana mereka mendapati anak perempuan itu mengalami luka gigitan hiu di bagian pahanya.

Manajer operasi regional Tracey Eastwick mengatakan anak tersebut mengalami kehilangan banyak darah.

Para awak penyelamat dipanggil pada Rabu malam setelah Justine Barwick yang berusia 46 tahun digigit hiu sewaktu berenang di daerah yang sama, sewaktu mengikuti tur dengan kapal.

Seorang dokter yang berlayar di kapal di dekatnya dipanggil dan melakukan penanganan darurat hingga helikopter penyelamat tiba. Barwick dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi.

Eastwick mengatakan dua serangan serupa dalam rentang waktu 24 jam itu merupakan situasi yang cukup berat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya