Liputan6.com, Port Moresby - Polisi Papua Nugini sekarang sedang mencari keberadaan hampir 300 mobil yang dipinjamkan kepada pejabat untuk digunakan selama KTT APEC, yang berlangsung di ibukota Port Moresby pada November 2018 lalu.
Pembelian mobil-mobil mewah tersebut, termasuk 40 mobil Maserati Quattroporte yang harganya lebih dari Rp 2 miliar telah menimbulkan gelombang protes di negeri yang masih dilanda kemiskinan parah.
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah sebelumnya telah berjanji untuk melelang mobil-mobil tersebut setelah KTT selesai.
"Ada 284 kendaraan, yang diserahkan kepada berbagai individu untuk digunakan selama APEC yang sampai sekarang belum dikembalikan," kata Superintendent Dennis Corcoran dari Kepolisian Papua Nugini yang mengepalai Unit Pengembalian Aset Negara, seperti dikutip dari ABC Indonesia, Rabu (13/2/2019).
Berbagai mobil tersebut diantaranya adalah Toyota LandCruisers, Fords Mazda dan Mitsubishi Pajeros, sedangkan mobil-mobil mewah yang sebelumnya dibeli sudah berhasil dilacak dan dikembalikan.
"Seluruh 40 Maserati dan tiga Bentley adalah dalam kondisi sangat bagus, dan disimpan di gudang pelabuhan di kawasan pelabuhan utama," kata pejabat kepolisian Papua Nugini itu.
Â
Simak video pilihan berikut:
Papua Nugini: Sejumlah Besar Mobil Dicuri dan Dipreteli
Superintendent Dennis Corcoran dari Kepolisian PNG yang mengepalai Unit Pengembalian Aset Negara mengatakan, polisi sudah mengetahui adanya sembilan mobil yang dicuri, dan adanya bagian mobil yang dipreteli, dan beberapa mobil yang dikembalikan dalam keadaan 'rusak berat.'
Polisi memperkirakan enam dari sembilan mobil yang dicuri masih berada di kawasan Port Morestby, dan mengatakan tiga mobil dibawa ke Mount Hagen, kawasan pegunungan dengan medan susah di negeri itu.
Corcoran mengatakan bahwa polisi yakin akan bisa menemukan mobil-mobil tersebut karena dia memiliki daftar kepada siapa saja mobil tersebut seelumnya diserahkan.
"Pada dasarnya saya tahu jumlah mobil yang belum kembali adalah 284," katanya.
Sebelumnya negara di kawasan Pasifik Selatan dengan penduduk 7,3 juta tersebut berusaha melakukan apa saja guna menyukseskan keberhasilan KTT APEC, dengan harapan negaranya dikenal dan akan mendatangkan investasi ke sana.
Advertisement