Liputan6.com, Washington DC - Laporan intelijen Amerika Serikat menyebut bahwa Rusia dan China tengah berpacu meningkatkan kekuatan militer mereka yang berbasis di antariksa.
Dengan begitu, dalam waktu yang tidak lama, kedua negara dinilai bisa mencegah AS dan sekutunya menggunakan antariksa secara bebas.
Advertisement
Baca Juga
Peringatan ini, yang dimuat dalam laporan baru Badan Intelijen Pertahanan pada 12 Februari 2019 lalu, bertolak dari serangkaian peringatan yang dikeluarkan masyarakat pertahanan dan intelijen selama beberapa tahun terakhir, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (17/2/2019).
Namun, berbeda dari kajian sebelumnya yang fokus pada upaya Rusia dan China untuk menandingi atau menyamai kemampuan Amerika, laporan baru Badan Intelijen Pertahanan itu menyatakan kedua negara mempunyai "agenda yang lebih agresif."
"Kedua negara sedang mengembangkan sistem yang dapat mengancam kebebasan di antariksa," kata laporan itu dengan menyebut doktrin militer Rusia dan China dewasa ini yang memandang kemampuan menguasai antariksa sebagai "bagian tak terpisahkan untuk dapat memenangkan perang modern."
Â
Simak video pilihan berikut:
Rusia dan China Membuat Laser yang Mampu Mengancam AS
Lebih lanjut, dalam laporan Badan Intelijen Pertahanan AS berjudul "Tantangan untuk Keamanan Angkasa Luar", disebutkan bahwa China dan Rusia tengah mengembangkan senjata laser yang berpotensi merusak satelit milik Negeri Paman Sam.
Ini dinilai gawat, menurut laporan itu. Sebab, dalam pertahanan AS, satelit memainkan peran signifikan.
Wahana antariksa buatan manusia itu digunakan dalam navigasi, penargetan serangan militer, pengumpulan data intelijen, serta memonitor berbagai potensi serangan dari musuh, termasuk mendeteksi serangan rudal balistik.
"China dan Rusia, khususnya, sedang mengembangkan berbagai cara untuk mengeksploitasi ketergantungan AS terhadap sistem berbasis antariksa dan menantang posisi AS di angkasa luar," kata laporan Badan Intelijen Pertahanan, dikutip dari CNN, Selasa (12/2/ 2019).
Secara gamblang dikatakan bahwa Beijing dan Moskow berpotensi mengembangkan senjata laser untuk "mengacaukan, menurunkan, dan merusak satelit serta sensor AS."
"China kemungkinan akan mengirim senjata laser berbasis darat yang dapat melawan sensor yang berada di rendah pada tahun 2020, dan pada pertengahan hingga akhir tahun 2020-an, negara itu bakal menerjunkan sistem tenaga lebih tinggi yang mampu memperluas ancaman pada struktur satelit non-optik," demikian laporan Pentagon memberikan prediksi yang lebih detail.
Sebelum menerbitkan laporan, Departemen Pertahanan telah menganalisis kemampuan angkasa luar yang dimiliki Rusia, China, Iran, dan Korea Utara.
Baru-baru ini, China memang meningkatkan program angkasa luar, salah satunya dengan melakukan penyelidikan di sisi jauh Bulan pada Januari lalu.
Sedangkan pada Juli 2018, Rusia dinyatakan telah mengirim senjata ke ruang angkasa yang dicurigai memiliki misi merusak satelit.
Peningkatan potensi ancaman telah menjadi alasan bagi administrasi Trump untuk menempatkan sensor yang lebih canggih di ruang angkasa.
Advertisement