Liputan6.com, Seoul - Sebuah pedoman pemerintah Korea Selatan, yang ditujukan untuk mempromosikan lebih banyak keanekaragaman pada K-pop, resmi ditarik setelah para kritikus menudingnya sebagai penyensoran negara atas industri yang sedang booming.
Pedoman yang dikeluarkan pekan lalu oleh kementerian kesetaraan gender dan keluarga, mengeluhkan bintang-bintang K-pop tampak terlalu mirip satu sama lain, dan mengatakan bahwa "keseragaman di antara penyanyi adalah masalah serius".
Dikutip dari The Guardian pada Rabu (20/2/2019), kementerian itu juga menyebut bahwa sebagian besar bintang K-Pop bertubuh kurus, mengenakan tata rias identik, dan pakaian minim yang mengekspos lekuk tubuh.
Advertisement
Baca Juga
Namun, paragraf yang paling banyak menuai kritik adalah tentang rencana pembatasan jumlah penyanyi K-Pop yang muncul di televisi Korea Selatan, karena khawatir penampilan serupa dapat mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis.
"Apakah penyanyi di acara TV menunjukkan musik yang serupa? Mereka serius terlihat identik. Sebagian besar adalah anggota grup idola," kata pedoman itu, sebagaimana dikutip oleh Korea Times.
"Kebanyakan dari mereka bertubuh kurus dan memiliki gaya rambut, tata rias serupa, dan pakaian yang memperlihatkan terlalu banyak anggota tubuh mereka," lanjutnya mengkritik.
Di lain pihak, sebuah petisi diajukan kepada pemerintah Korea Selatan, yang menyerukan penghapusan kementerian terkait, dengan alasan bahwa mereka berusaha menyensor "bagaimana bintang pop wanita terlihat", lapor situs Korea Joonang Daily.
Petisi mengatakan kementerian tersebut sedang "membangunkan masa (diktator) Chun Doo-hwan, dimulai dengan sensor internet dan sekarang melakukan penyensoran".
Perbandingan dengan diktator tersebut, yang memerintah Korea Selatan pada periode 1980-1988, juga digaungkan oleh politikus oposisi, termasuk Ha Tae-keung dari partai oposisi kecil Bareunmirae, lapor Korea Times.
"Kementerian jender mengatakan idola K-pop tidak boleh tam[il bersama di televisi, karena mereka semua kurus dan cantik dengan kulit pucat," tulisnya di Facebook.
"Apa perbedaan antara ini dan tindakan keras pada rambut panjang dan aturan rok selama kediktatoran militer Chun Doo-hwan?" lanjutnya mengkritik.
Simak video pilihan berikut:
Bertujuan Membatasi Dampak Negatif
Pemerintah Korea Selatan mengatakan pedoman terkait bersifat tidak wajib, tetapi ditujukan untuk mengatasi dampak negatif dari standar kecantikan yang tidak realistis.
Namun setelah kritik meluas, kementerian jender mengatakan pada hari Selasa, bahwa pihaknya akan menarik pedoman itu, karena "menyebabkan kebingungan yang tidak perlu".
Kementerian itu mengklaim tidak memiliki niat atau wewenang untuk mengontrol produksi televisi, melainkan hanya mencoba untuk "mencegah pengaruh buruh media, yang diakses oleh dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari".
Korea Selatan terkenal dengan industri bedah kosmetiknya, di mana sebanyak sepertiga wanita muda di negara itu, diyakini telah menjalani prosedur itu.
Meski begitu, sejak tahun lalu, beberapa kelompok wanita di sana memuai gerakan media sosial yang bereaksi terhadap buaya kecantikan yang berkembang sangat pesat, dan menyarankan kaum Hawa lepas dari kertegantungan kosmetik hingga operasi bedah plastik.
Gerakan itu, yang disebut Escape the Corset, mengajak para wanita Korea unuk mengunggah swafoto tanpa tata rias, sebagai pemberontakan melawan norma kecantikan.
Advertisement