Merantau dari Utang, Mimpi Wanita India Ini Pupus di Penembakan Selandia Baru

Perempuan India yang merantau ke Selandia Baru dengan berhutang, menghembuskan nafas terakhir dalam penembakan di masjid Selandia Baru.

oleh Siti Khotimah diperbarui 19 Mar 2019, 10:41 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2019, 10:41 WIB
Warga Selandia Baru bersolidaritas terhadap korban penembakan (AFP Photo)
Warga Selandia Baru bersolidaritas terhadap korban penembakan (AFP Photo)

Liputan6.com, Wellington - Insiden penembakan dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru menewaskan 50 korban. Ansi Alibava (25) adalah perempuan asal India yang menjadi salah satu di antaranya.

Saat serangan terjadi, ia tengah berada di dalam Masjid Al Noor bersama Abdul Nazer (34), suaminya.

"Tepat sebelum salat Jumat, saya mendengar suara tembakan dan saya kira anak-anak tengah berada di luar meletuskan balon," kata Nazer, yang selamat dari penembakan itu, mengutip CNN pada Senin (18/3/2019).

Suara itu disusul oleh serangkaian suara tembakan lain, yang menyebabkan 300 orang jemaah salat Jumat berlari keluar.

Nazer mengatakan dia dekat dengan pintu darurat dan melarikan diri setelah seseorang memecahkan kaca. Sedangkan jemaah yang lain tidak seberuntung dirinya.

"Orang-orang mulai berjatuhan, saya melihat orang-orang berlumuran darah di baju mereka," katanya.

Ia segera berlari ke rumah warga dan menghubungi kepolisian Selandia Baru untuk meminta bantuan, berharap istrinya segera ditemukan. Perlu diketahui, ia dan istri berbeda tempat ibadah, mengingat istrinya termasuk dalam saf wanita.

Nazer melihat banyak korban tergeletak di jalan. Ia samar-samar melihat sosok sang istri yang sudah tidak bergerak, tengkurap di atas tanah.

"Saya berlari menuju dia, kemudian seorang polisi menghentikan, menyuruh saya berpindah ke tempat lain," tutur Nazer bercerita.

Tepat 24 jam pascaserangan, kepolisian mengonfirmasi bahwa Alibava tewas sebagai korban penembakan.

Nazer bersama temannya sempat berfikir bahwa laporan polisi bisa jadi salah, dan istrinya tengah berada di rumah sakit; berharap sebuah keajaiban.

"Kami berpikir satu keajaiban bisa datang," kata George, teman Nazer.

Namun informasi dari polisi telah dikonfirmasi oleh daftar korban tewas akibat insiden penembakan masjid di Selandia Baru yang memuat nama istrinya.

 

Simak pula video pilihan berikut:

Berhutang Demi Mimpi

Warga Selandia Baru dari berbagai latar belakang agama bersolidaritas terhadap korban dan komunitas muslim (AFP photo)
Warga Selandia Baru dari berbagai latar belakang agama bersolidaritas terhadap korban dan komunitas muslim (AFP photo)

Alibava menikah dengan Nazer dua tahun lalu. Mereka adalah pasangan yang sangat visioner. Dengan meminjam uang dari warga India, keduanya memberanikan diri merantau ke Selandia Baru.

Uang pinjaman digunakan untuk membiayai kuliah sang istri yang menempuh magister manajemen agribisnis. Sedangkan Nazer rela bekerja di sebuah supermarket untuk mendapatkan uang demi membiayai hidup dan mencicil hutang. Mereka berharap jika kelak Alibava lulus, ia akan mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi di Selandia Baru, untuk selanjutnya pulang ke Negara Bagian Kerala, India.

Cita-cita mereka ternyata pupus Jumat lalu, tepat tiga minggu setelah kelulusan Alibava.

Saat ini, Nezar telah mendapatkan donasi yang dihimpun situs oleh Givealittle. Ia berhak atas uang senilai US$ 48.000 (sekira Rp 682.632.000) untuk membayar hutang pendidikan jenjang magister istrinya.

Nazer juga mengatakan ingin membawa pulang jasad sang istri ke Kerala bersama dengan ibu dan saudara laki-lakinya.

Sementara itu, pascaprosesi pengiriman jenazah, Nazer akan kembali ke Negeri Kiwi, yang telah menjadi saksi hubungan ia dan istri.

"Dia memiliki banyak mimpi," katanya. "Tidak ada yang menyangka hal seperti ini akan terjadi. Sangat banyak orang baik di sini ... Peristiwa ini seharusnya tidak terjadi pada keluarga manapun," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya