Pemerintah Sri Lanka Sebut Ledakan di Kolombo dan Batticaloa Sebagai Teror

Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena menyatakan kesedihan dan keterkejutannya dalam rangkaian serangan teror di Kolombo dan Batticaloa.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 21 Apr 2019, 13:36 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2019, 13:36 WIB
Bom Teroris
Ilustrasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Kolombo - Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena menyatakan kesedihan dan keterkejutannya dalam rangkaian serangan teror di Kolombo dan kota di timur, Batticaloa pada hari ini, Minggu 21 April 2019.

Setidaknya tiga gereja dan tiga hotel di Kolombo dan Batticaloa dihantam ledakan pada pagi hari waktu lokal, menewaskan 160 orang dan ratusan lainnya terluka --menurut perkiraan awal.

"Saya terkejut dan sedih dengan situasi yang telah terjadi," kata Presiden Sirisena seperti dikutip dari News18, Minggu (21/4/2019).

Sirisena mengatakan bahwa investigasi tengah berlangsung.

Wakil Presiden Sri Lanka, M Venkaiah Naidu juga telah mengutuk serangan teror yang bertepatan dengan Minggu Paskah itu.

Sementara itu, Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, telah menyerukan pertemuan darurat mengingat serangan teror mengerikan di Kolombo dan Batticaloa.

Sedangkan Menteri Reformasi Ekonomi Sri Lanka, Harsha De Silva mengatakan bahwa operasi penyelamatan sedang berlangsung dan jumlah korban yang tinggi diperkirakan akan terjadi, termasuk orang asing.

De Silva juga telah meminta orang-orang untuk tetap tenang dan tidak berkeliaran selepas teror itu.

Kronologi Sementara

Ilustrasi ledakan bom
Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Ledakan pertama dilaporkan di Gereja St. Anthony di Kolombo dan St. Sebastian di kota Negombo di luar ibu kota.

Dalam ledakan St. Anthony sekitar 160 orang terluka yang saat ini telah dirawat di Rumah Sakit Nasional Kolombo, menurut seorang pejabat dikutip dari The Straits Times.

Tidak lama setelah laporan itu, polisi mengonfirmasi tiga hotel kelas atas di ibu kota juga menjadi target ledakan, bersama dengan satu gereja lagi di Kota Batticaloa, di timur Sri Lanka. Tiga hotel yang dimaksud adalah Hotel Shangri La, Cinnamon Grand dan Hotel Kingsbury.

Seorang pejabat di rumah sakit Batticaloa mengatakan kepada AFP, lebih dari 300 orang telah dirawat setelah ledakan terjadi.

Adapun korban tewas salah satunya ditemukan di Cinnamon Grand Hotel di Kolombia, dekat kediaman resmi perdana menteri Sri Lanka.

Bloomberg melaporkan bahwa polisi dan kendaraan darurat telah memblokir pintu masuk ke Shangri-La Hotel di Kolombo, di mana ada kerusakan yang terlihat, termasuk jendela yang pecah, di atas pintu masuk utama tempat sebuah kafe berada.

Sementara itu, Gereja St Sebastian di Katuwapitiya di Negombo memposting foto-foto kehancuran di dalam gereja di halaman Facebook-nya, menunjukkan darah pada bangku dan lantai, dan meminta bantuan dari masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya