Tim Kriket Australia Selamat dari Teror Bom Beruntun di Sri Lanka

Cricket Australia, mengatakan tidak ada satupun atlet kriket yang menjadi korban ledakan bom di Sri Lanka.

oleh Siti Khotimah diperbarui 22 Apr 2019, 13:37 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2019, 13:37 WIB
99 Orang Tewas dalam Ledakan Gereja dan Hotel di Sri Lanka
Polisi mensterilkan jalan saat sebuah ambulans melaju membawa korban ledakan gereja di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Sekitar 99 orang dilaporkan tewas dalam ledakan di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Liputan6.com, Kolombo - Dua tim kriket Australia berhasil selamat dari serangan bom beruntun di Sri Lanka yang terjadi pada Minggu, 21 April 2019.

Informasi ini telah dikonfirmasi oleh Cricket Australia, yang mengatakan tidak ada satupun atlet baik dari tim Australia Barat maupun tim perempuan Victoria yang menjadi korban.

Tim kriket The Victorian yang dipimpin oleh David Hemp saat ini tengah berada dalam perjalanan pulang dari Kolombo, Sri Lanka. Mereka telah berada di negara itu sejak pekan lalu untuk tur selama 11 hari di Kota Kolombo, Kandy, dan Galle.

"Kami telah meninggalkan Sri Lanka dan berbelasungkawa untuk keluarga dan teman dari para korban insiden tragis ini," kata juru bicara Cricket Australia mengutip Sydney Morning Herald pada Senin (22/4/2019).

Hingga saat ini, jumlah korban tewas telah mencapai 290 orang dengan 500 lainnya luka-luka. Sebanyak 24 terduga pelaku telah ditangkap, namun belum ada satupun kelompok teror yang mengaku bertanggung jawab.

Seorang WNI Juga Selamat dari Ledakan

Gedung Pancasila
Gedung Pancasila. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri La, salah satu titik yang menjadi lokasi ledakan.

Namun, Kedutaan Besar Republik Indoneisa (KBRI) Kolombo memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.

"Beberapa WNI lainnya yang menginap di hotel Shangri La tidak berada di hotel saat kejadian," tulis KBRI Kolombo melalui keterangan resmi yang diterima oleh Liputan6.com.

"KBRI Kolombo terus memantau perkembangan situasi, termasuk kondisi WNI di sekitar lokasi kejadian, berkoordinasi dengan otoritas setempat. Hotline KBRI Kolombo +94 77 277 3123," lanjut pernyataan tersebut.

Kronologi Serangan

Gereja rusak parah pasca ledakan bom di Sri Lanka (Sumber: Twitter.com/Geeta_Mohan)
Gereja rusak parah pasca ledakan bom di Sri Lanka (Sumber: Twitter.com/Geeta_Mohan)

Bom pertama dilaporkan meledak sekitar pukul 08.45 pagi waktu setempat di Gereja St. Anthony di Kolombo dan St. Sebastian di kota Negombo di luar ibu kota.

Dalam ledakan St. Anthony sekitar 160 orang terluka yang saat ini telah dirawat di Rumah Sakit Nasional Kolombo, menurut seorang pejabat dikutip dari The Straits Times.

Tidak lama setelah laporan itu, polisi mengonfirmasi tiga hotel kelas atas di ibu kota juga menjadi target ledakan, bersama dengan satu gereja lagi di Kota Batticaloa, di timur Sri Lanka. Tiga hotel yang dimaksud adalah Hotel Shangri La, Cinnamon Grand dan Hotel Kingsbury.

Dua bom kembali meledak pada pukul 14.00 dan 14.30. Ledakan ketujuh terjadi di distrik Dehiwala sedangkan bom kedelapan menghantam distrik Dematagoda. Menurut Firstpost, ledakan di Dehiwala menghantam Hotel Tropical Inn dengan dua orang tewas di lokasi kejadian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya