Donald Trump: Uji Coba Rudal Korut Bukan Pelanggaran Kepercayaan

Donald Trump mengatakan bahwa ia dan Kim memiliki hubungan yang baik. Hal itu ia ungkapkan setelah melakukan KTT ke-2 di Hanoi, Vietnam

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 11 Mei 2019, 13:07 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2019, 13:07 WIB
Presiden AS Donald Trump menjabat tangan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam sesi makan malam, Rabu 27 Februari 2019, di Hanoi, Vietnam. (AP / Evan Vucci)
Presiden AS Donald Trump menjabat tangan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam sesi makan malam, Rabu 27 Februari 2019, di Hanoi, Vietnam. (AP / Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, uji coba rudal yang dilakukan oleh Korea Utara baru-baru ini bukanlah 'pelanggaran kepercayaan' terhadap dirinya.

"Itu hanya uji coba jarak pendek dan saya sama sekali tidak menganggapnya sebagai pelanggaran kepercayaan," ujar Donald Trump.

"Dan, Anda tahu, pada titik tertentu saya boleh. Tetapi pada titik lain ini tidak," tambahnya.

"Ini adalah rudal jarak pendek dan hal yang standar. Sangat standar," kata Trump seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (11/5/2019).

Sebelumnya, Pyongyang menembakkan dua rudal jarak pendek. Ini adalah uji coba kembali yang dilakukan Korea Utara setelah Kim Jong-un memulai pertemuan diplomatik dengan sejumlah negara, termasuk AS.

Donald Trump mengatakan bahwa ia dan Kim memiliki hubungan yang baik. Hal itu ia ungkapkan setelah melakukan KTT ke-2 di Hanoi, Vietnam, meski tidak menghasilkan kesepakatan antar kedua negara.

Kim Jong-un juga pernah menyatakan bahwa Korea Utara mengumumkan berakhirnya uji coba senjata nuklir jarak jauh pada tahun lalu.

Hal ini lantas membuka jalan bagi AS untuk melakukan pertemuan puncaknya di Singapura 2018.

Karena tidak menghasilkan apa-apa hingga pertemua kedua, Kim Jong-un lantas menuduh Washington punya itikad buruk terhadap Korea Utara.

Tes Rudal Jangka Pendek Korea Utara Terlihat dari Angkasa Luar

Rudal Korea Utara
Uji coba rudal jarak pendek Korea Utara pada 4 Mei 2019 yang tertangkap kamera satelit pengamat Bumi milik Planet Labs. (Middlebury Institute of Internationals Studies)

Korea Utara dilaporkan kembali melakukan uji coba rudal pertamanya dalam 18 bulan terakhir, pada Sabtu pagi, 4 Mei 2019. Negara ini diketahui meluncurkan senjata jarak pendek ke arah Samudra Pasifik.

Satelit pengamat Bumi yang dibangun oleh perusahaan Planet Labs di San Francisco, Dove, secara tak kebetulan sedang berada di atas Pyongyang ketika peluncuran itu dilakukan. Dove kemudian menangkap gambar asap yang ditinggalkan oleh rudal tersebut.

Ukuran asli Dove yang berbentuk kubus, jauh lebih kecil dari sepotong roti. Tetapi wahana ini dapat menangkap citra dengan resolusi tinggi dari 10 hingga 16,5 kaki (3 hingga 5 meter) di atas permukaan tanah.

Planet Lab saat ini memiliki lebih dari 100 Dove yang beroperasi di orbit rendah Bumi.

Proyektil yang terkait dengan uji coba Korea Utara, melakukan perjalanan antara 44 mil dan 149 mil (70 hingga 240 kilometer) sebelum jatuh di Samudra Pasifik, menurut Live Science.

Misil yang baru dites tersebut tampaknya didasarkan pada 9K720 Iskander milik Rusia, sebuah rudal balistik jarak dekat yang berpindah tempat (mobile).

Iskander dapat membawa senjata nuklir dan memiliki jangkauan sekitar 310 mil (500 km).

Rudal terakhir yang diuji oleh Korea Utara berasal dari jenis yang sangat berbeda.

Rudal Balistik Antarbenua Korut

Kim Jong-un Saksikan Langsung Peluncuran Rudal Balistik
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un mengawasi langsung uji coba peluncuran rudal balistik Hwasong-12 di lokasi yang tak diketahui pada foto yang dirilis Sabtu (16/9). Kim Jong-Un bersumpah akan menyempurnakan kekuatan nuklir negaranya. (KCNA/KNS via AP)

Pada November 2017, negara itu meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang jatuh di Pasifik sekitar 620 mil (1.000 km) jauhnya, setelah 54 menit meluncur di udara.

Rincian penerbangan tersebut menunjukkan bahwa ICBM memiliki jangkauan lebih dari 8.100 mil (13.000 km), kata para ahli saat itu. Jika masalahnya demikian, maka rudal itu secara teoritis dapat mencapai Pantai Timur Amerika Serikat.

Komunitas internasional telah memberlakukan beberapa putaran sanksi terhadap Korea Utara atas penggarapan negara ini terhadap ICBM dan teknologi senjata nuklir lainnya.

Meski dalam pertemuan dengan para pejabat AS setelah uji coba November 2017 itu, Kim Jong-un menegaskan bahwa dia tidak akan pernah melakukan tes ICBM atau nuklir lagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya