Liputan6.com, Jakarta - Banyak dari Anda yang kerap bertanya-tanya, mengapa film porno kerap disebut sebagai film biru?
Ungkapan ini sangat melekat dengan konten dewasa tersebut. Dalam sebuah obrolan pergaulan dan untuk menyamarkan tujuan, beberapa orang menggunakan istilah film biru.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Namun, tahukah Anda asal muasal dari istilah itu?
Dikutip dari laman Scoopwhoop.com, Jumat (10/5/2019), dahulunya, iklan film porno di sejumlah bioskop dicetak dalam poster berwarna putih dan biru.
Tujuannya agar tidak menarik perhatian banyak orang. Cara seperti ini disebutkan telah dipraktikkan di sejumlah tempat di dunia.
Cerita lain mengatakan, syuting film porno itu tidak mudah dibuat. Anggaran adalah masalah yang terbesar.
Jadi, pembuat film porno dan produser harus menggunakan cara yang lebih murah untuk produksi, terutama penggunaan gulungan hitam film.
Untuk gulungan film yang menghasilkan gambar berwarna akan sangat mahal. Oleh karenanya, dipilih gulungan film dengan kualitas rendah, sehingga gambar yang ditampilkan lebih berwarna kebiru-biruan.
Fakta Industri Film Porno Saat Ini
Industri seks adalah industri terbesar dan paling menguntungkan di dunia, termasuk di antaranya prostitusi jalanan, klub yang berisi penari telanjang, telepon seks, dan pornografi.
13.000 video dewasa diproduksi setiap tahunnya, mengumpulkan lebih dari US$ 13 miliar dolar dalam bentuk laba. Sebagai perbandingan, Hollywood merilis 507 film dan hanya menghasilkan US$ 8,8 miliar.
Industri pornografi juga menghasilkan lebih banyak uang ketimbang gabungan dari The National Football League, The National Basketball Association dan Major League Baseball.
Setiap detik dalam sehari, ada sebanyak 30.000.000 pengunjung situs dewasa yang menonton film porno. Sedangkan kata yang paling banyak dicari di Amerika adalah "creampie", menurut analisis Pornhub baru-baru ini. Kata "teen" juga sangat populer. Namun secara global, "teen" lebih mendominasi dari segala pencarian.
Advertisement
Ditonton Anak Usia 10 Tahun
Kebanyakan pria mengaku pernah menonton film porno. Seseorang dari Universitas Montreal mencoba melakukan penelitian. Ia mensurvei pria usia 20-an yang belum pernah menikmati film porno. Hasilnya, ia tidak dapat menemukan satu pun.
Hampir setengah konten yang ada di internet berbau pornografi. Sebuah studi Universitas Montreal menemukan bahwa kebanyakan pria menonton film porno untuk pertama kalinya pada usia 10 tahun, dengan mengakses situs-situs dewasa tanpa pengawasan orang tua.