Semakin Banyak Rakyat AS Mendukung Pemakzulan Donald Trump

Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa rakyat AS semakin banyak yang mendukung pemakzulan terhadap Donald Trump.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 10 Mei 2019, 11:27 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2019, 11:27 WIB
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018  (AFP).
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018 (AFP).

Liputan6.com, Washington DC - Sebuah jajak pendapat yang digelar oleh kantor berita Reuters dan Ipsos, menunjukkan bahwa jumlah dukungan rakyat Amerika Serikat (AS) terhadap rencana pemakzulan Donald Trump, meningkat lima poin menjadi 45 persen sejak pertengahan April lalu.

Sementara lebih dari setengah responden menilai beberapa penyelidikan Kongres AS terhadap Trump, telah menggangu banyak urusan penting pemerintah, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Jumat (10/5/2019).

Jajak pendapat, yang dilakukan pada Senin 6 Mei, tidak menjelaskan apakah rakyat AS yang lelah terhadap penyidikan terkait, menginginkan penarikan tugas oleh Demokrat, atau hanya sebatas mendukung pemakzulan.

Pertanyaan itu mendesak para pemimpin senior Demokrat di DPR AS untuk memulai proses pemakzulan terhadap Donald Trump, meskipun kemungkinan oposisi sulit dilawan di Senat yang dikuasai Partai Republik.

Sementara itu, pada hari Kamis, Ketua DPR Nancy Pelosi menekankan kembali bahwa para pemimpin komite investigasi di DPR --yang dikendalikan Demokrat-- mengambil pendekatan langkah demi langkah.

"Ini sangat metodis, sangat berbasis Konstitusi," kata Pelosi. "Kita tidak akan pergi lebih cepat, atau lebih lambat, daripada fakta yang membawa kita pada kondisi saat ini."

Jajak pendapat itu juga menemukan bahwa 42 persen orang AS mengatakan Donald Trump tidak boleh dimakzulkan. Selebihnya mengatakan mereka tidak punya pendapat.

Sebagai perbandingan, survei pada 18-19 April menemukan bahwa 40 persen dari semua orang Amerika ingin memakzulkan Trump.

Dukungan Kuat Kubu Demokrat dan Independen

Ilustrasi Bendera Amerika Serikat (Wikimedia Commons)
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat (Wikimedia Commons)

Jajak pendapat terbaru menunjukkan dukungan yang lebih kuat untuk pemakzulan Trump di antara kubu Demokrat dan independen.

Ini juga menunjukkan bahwa 57 persen orang dewasa AS setuju bahwa penyelidikan lanjutan terhadap Donald Trump akan mengganggu berbagai urusan penting pemerintah.

Pihak yang menyatakan keberatan di atas termasuk sekitar setengah dari semua pendukung Demokrat, dan tiga perempat dari seluruh kubu Partai Republik.

Setelah hampir dua tahun diselidiki oleh Penasihat Khusus Robert Mueller, terkait dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye Trump dan campur pada pilpres AS 2016, kubu Demokrat kini tengah mengejar beberapa pertanyaan mengenai peran kepresidenan Trump, keluarganya, dan kepentingan bisnisnya.

Trump menghalangi setidaknya setengah lusin pertanyaan seperti itu, menolak untuk mengungkapkan pengembalian pajaknya, meminta hak eksekutif untuk menyimpan laporan Mueller yang tidak terselesaikan, dan mengajukan tuntutan hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memblokir penyelidik DPR.

Popularitas Trump Tidak Berubah

Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump (AP/Nicholas Kamm)
Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump (AP/Nicholas Kamm)

Jajak pendapat terkait juga menemukan bahwa 32 persen responden setuju bahwa Kongres AS memperlakukan laporan Mueller secara adil, sementara 47 persen tidak setuju.

Popularitas Trump tidak berubah dari jajak pendapat serupa yang berlangsung pekan lalu, yakni sebanyak 39 persen orang dewasa mengatakan mereka mendukung Donald Trump, dan 55 persen mengatakan mereka tidak setuju.

Jajak pendapat oleh kantor berita Reuters dan Ipsos ini dilakukan secara online dalam bahasa Inggris, di seluruh Amerika Serikat.

Secara keseluruhan, jajak pendapat ini mengumpulkan tanggapan dari 1.006 orang dewasa dan memiliki interval kredibilitas, ukuran ketepatan, sekitar 4 poin persentase.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya