Menteri Inggris Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019

Menteri Inggris mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Joko Widodo sebagai presiden RI untuk masa jabatan kedua.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 22 Mei 2019, 10:02 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2019, 10:02 WIB
Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi Bendera Inggris (iStock)

Liputan6.com, London - Menteri Luar Negeri Inggris untuk urusan Asia dan Pasifik, Mark Field mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Joko Widodo sebagai presiden RI untuk masa jabatan kedua 2019-2024.

Berdasarkan rekapitulasi suara pilpres yang selesai pada Senin 20 Mei 2019 malam, dan diumumkan oleh KPU pada Selasa dini hari, pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dinyatakan unggul dari rivalnya, Prabowo-Sandi.

Merespons kemenangan Jokowi - Ma’ruf dalam sebuah unggahan di Twitter (22/5/2019), Menteri Mark Field mengatakan, "Selamat Presiden @Jokowi atas kembali terpilihnya Anda. Sangat menanti untuk membangun persahabatan yang luar biasa dan memperkuat hubungan kita selama 70 tahun hubungan diplomatik. #UKRI70."

Jokowi-Ma'ruf meraih 85.607.362 atau 55,50 persen dari total suara sah nasional. Sementara, pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 68.650.239 atau 44,50 persen dari total suara sah nasional.

KPU menyebut, jumlah suara nasional Pilpres 2019 sebanyak 154.257.601.

PM India Ucapkan Selamat

Jokowi dan PM Modi Main Layang-Layang di Monas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PM India, Narendra Modi bermain layang-layang di halaman Monas, Jakarta, Rabu (30/5). Keduanya melakukan perayaan 70 tahun hubungan bilateral secara simbolik dengan saling membawa layangan. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu, merespons kemenangan Jokowi - Ma’ruf, Perdana Menteri India Narendra Modi juga mengucapkan selamat kepada pasangan presiden dan wakil presiden terpilih pada Selasa (21/5/2019).

Dalam sebuah unggahan di Twitter, PM Modi mengatakan, "Selamat kepada @jokowi atas kembali terpilihnya Anda! Sebagai dua negara demokrasi terbesar dunia, kita merasa bangga atas kesuksesan perayaan demokrasi. Kami mengharapkan Anda dan warga Indonesia meraih kesuksesan di bawah kepemimpinan Anda yang dinamis."

"Saat bangsa kita merayakan tujuh dekade hubungan diplomatik, saya ingin bekerjasama erat dengan Anda untuk memperdalam hubungan bilateral Kemitraan Strategis Komprehensif," lanjut Modi.

Sorotan Media Internasional

Peluk Hangat Jokowi - Prabowo Akhiri Debat Perdana Pilpres 2019
Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kemenangan petahana Jokowi ternyata juga jadi sorotan sejumlah media asing. Salah satunya laman berita online Amerika Serikat, New York Times.

Melalui judul artikel Joko Wins Re-Election in Indonesia, Defeating Hard-Line Former General, situs berita itu turut menyoroti kemenangan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

"Presiden Joko Widodo dari Indonesia telah berhasil memenangkan pemilihan umum, menurut penghitungan suara final yang dirilis oleh komisi pemilihan negara pada hari Selasa, meski terjadi sejumlah penolakan terhadap kepemimpinanya...," demikian petikan ulasan The New York Times terkait isu hasil Pemilu yang diumumkan lebih dari sebulan setelah pemungutan suara 17 April.

Sementara itu, media Jepang, Nikkei Asian Review juga mengulas berita tersebut. Laman itu memberikan tajuk artikelnya dengan Jokowi won vote count in Indonesian election: official result.

Situs tersebut mengulas konfirmasi kemenangan Jokowi dari mantan jenderal Prabowo Subianto yang diumumkan oleh KPU, yang membuka jalan bagi petahana untuk memimpin negara untuk lima tahun ke depan. Di mana sebelumnya, hasil penghitungan cepatnya menunjukkan pasangan urut nomor 1 itu mengamankan sekitar 55% suara.

Selain itu juga diulas soal kubu Prabowo yang keberatan dengan hasil tersebut.

"Kubu Subianto sekarang memiliki waktu tiga hari untuk membantah perhitungan resmi itu di Mahkamah. Timnya mengklaim pemilihan itu penuh dengan penyimpangan seperti penghitungan yang dimodifikasi, daftar pemilih yang tidak sah dan pembakaran surat suara oleh pendukung Widodo," tulis situs online dari Negeri Sakura itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya