Liputan6.com, Washington DC - Pemerintahan Donald Trump mengumumkan pada Jumat 31 Mei, bahwa Amerika Serikat (AS) menanggalkan status khusus bagi India atas tarif perdagangan kedua negara, menyusul bentrokan yang semakin dalam mengenai perlindungan Negeri Hindustan terhap pasarnya.
Gedung Putih mengatakan bahwa itu akan menghentikan akses pasar preferensial India ke AS per 5 Juni mendatang.
Dikutip dari The Straits Times pada Sabtu (1/6/2019), pemberitahuan itu mengklaim bahwa India tidak memberi Amerika Serikat "akses yang adil dan masuk akal ke pasarnya".
Advertisement
Baca Juga
Kebijakan terkait juga akan berlaku untuk tarif India pada panel surya dan pengolah limbah yang disepakati Donald Trump pada tahun lalu, sehingga turut berdampak pada kesepakatan serupa yang ditandatangani AS dengan beberapa negara berkembang.
Langkah itu akan menghantam sejumlah eksportir produk India seperti tekstil, perhiasan, suku cadang mobil dan produk pertanian.
Lebih dari itu, dimulainya perseteruan dagang antara AS dan India juga akan memperburuk hubungan kedua negara, terutama setelah Trump menuduh New Delhi mulai enggan bersekutu untuk melawan pengaruh China.
Padahal, pasca-terpilihya Donald Trump sebagai presiden AS ke-45, ia dan Perdana Menteri India Narendra Modi menekankan hubungan dekat keduanya.
Status Khusus Bagi Beberapa Negara Indo-Pasifik
Pada 2018, Trump mengeluarkan kebijakan luar negeri bertajuk "Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka", di mana memberikan status khusus bagi kelompok "Quad", yang terdiri dari AS, India, Jepang, dan Australia.
Namun, hubungan terus memburuk sejak saat itu. Trump telah jauh lebih fokus pada pertarungan perdagangan di bidang lain, termasuk negosiasi dengan China, Eropa dan Jepang, serta upaya untuk meratifikasi perjanjian perdagangan baru dengan Kanada dan Meksiko.
Telat disadari, tensi perdagangan dengan India diam-diam membara setelah negara itu menolak upaya AS untuk membuka pasar bagi produk susu, peralatan medis, dan barang-barang lainnya.
Advertisement
Tarif Perdagangan India Dinilai Tinggi
Perusahaan teknologi AS juga dikabarkan mengeluh tentang langkah-langkah yang digunakan India untuk melindungi industri internetnya.
Dan Trump telah mengkritik India khususnya karena mengenakan tarif tinggi pada sepeda motor AS.
"India adalah negara dengan tarif sangat tinggi, dan mereka menagih dalam jumlah yang luar biasa," kata Trump pada bulan Maret.
Program yang dikeluarkan India, yang disebut Sistem Preferensi Umum, dirancang untuk memungkinkan negara-negara berkembang dalam mengurangi kemiskinan melalui perdagangan.
Sekitar US$ 5 miliar (setara Rp 71,4 triliun) dari total US$ 83,2 miliar barang yang dikirim India ke Amerika Serikat tahun lalu, di mana telag memenuhi syarat untuk pembebasan tarif.