16-6-1958: Pimpin Pemberontakan Lawan Soviet, Eks PM Hungaria Dieksekusi

Imre Nagy kemudian dicopot dari Perdana Menteri oleh rezim Soviet pada tahun 1955. Setahun kemudian, ia juga dikeluarkan dari Partai Komunis Hungaria.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 16 Jun 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2019, 06:00 WIB
Imre Nagy (Wikipedia/Public Domain)
Imre Nagy (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, Budapest - Hari itu, tepat 61 tahun silam atau 16 Juni 1958, menjadi hari tragis bagi Imre Nagy. Mantan Perdana Menteri Hungaria itu dieksekusi mati. Dia dihukum karena gerakan pemberontakan yang ia pimpin melawan pemerintahan komunis Uni Soviet.

Nagy dikenal sebagai pemimpin yang berani dan bersikap di luar arus pemerintahan. Dia mereformasi sistem pemerintahan menjadi liberal, sehingga bertentangan dengan sistem yang telah dijalankan Soviet.

Selain itu, Nagy juga menolak Soviet campur tangan atas negaranya. Kala itu, Hungaria merupakan negara satelit dari Soviet. Maka tak pelak, ketika negara satelitnya membangkang, Soviet menjadi geram.

Seperti dimuat BBC, Imre Nagy kemudian dicopot dari Perdana Menteri oleh rezim Soviet pada tahun 1955. Setahun kemudian, ia juga dikeluarkan dari Partai Komunis Hungaria.

Langkah pemerintahan Komunis Soviet ini membuat mahasiswa geram. Akhirnya digelar aksi demonstrasi. Para mahasiswa turun ke jalan-jalan Budapest untuk menyuarakan kekecewaan mereka karena Nagy dipecat.

Nagy ikut dalam aksi tersebut. Aksi massa pada akhirnya kemudian berubah menjadi kerusuhan. Pemerintahan Hungaria pun kemudian dirundung kekacauan. Dan menjadi pemberontakan besar-besaran berskala nasional.

Aksi ini berhasil mengangkat kembali Nagy sebagai Perdana Menteri Hungaria pada akhir 1956. Namun demikian, menteri pembantu Nagy, Janos Kadar membentuk pemerintahan Hungaria tandingan untuk melawan Nagy.

Kadar meminta Soviet untuk membantunya dalam membasmikan pemerintahan Nagy. Soviet membantu Kadar dengan menurunkan sekitar 200 ribu tentara dan 2.500 tank untuk menggeruduk pemerintahan Nagy.

Nagy terpaksa mengungsi di Kedutaan Besar Yugoslavia di Budapest. Namun tak lama kemudian, ia ditangkap agen Soviet dan digelandang. Nagy pasrah atas penangkapan tersebut.

Eksekusi

Ilustrasi hukuman mati atau hukuman gantung (iStockphoto)
Ilustrasi hukuman mati atau hukuman gantung (iStockphoto)

Selain PM Nagy, ada banyak korban lain akibat serangan dari kubu Janos Kadar dan Soviet. Sekitar 200 ribu warga Hungaria mengungsi ke negara lain. Sedangkan ribuan orang lainnya ditangkap, dibunuh, ada juga yang dieksekusi mati.

Nagy kemudian diadili rezim Janos Kadar. Ia dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi mati.

Pada 16 Juni 1989, setelah rezim komunis runtuh, Nagy dimakamkan ulang dengan penghormatan penuh oleh ratusan ribu warga Hungaria. Dia dikenal sebagai salah tokoh besar yang berkontribusi untuk Hungaria.

Sementara itu, sejarah lain mencatat bahwa pada tanggal yang sama tahun 1815, pasukan Napoleon berhasil memukul mundur pasukan Prusia pada pertempuran Ligny. Kejadian lainnya yang juga terjadi pada tanggal 16 Juni pada tahun 1977 adalah, diangkatnya Leonid Brezhnev diangkat menjadi Presiden Uni Soviet (Rusia sekarang).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya