Misteri Kilauan Air Mata Berwarna Biru di Laut China Timur

Baru-baru ini kilauan air mata berwarna biru (blue tears) di Laut China Timur ramai diperbincangkan. Ternyata, fenomena ini menyimpan misteri yang jarang diketahui.

oleh Siti Khotimah diperbarui 16 Jun 2019, 18:35 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2019, 18:35 WIB
Ilustrasi dasar laut
Ilustrasi dasar laut (iStock)

Liputan6.com, Taipei - Pada malam hari saat musim panas, perairan di sekitar Pulau Matsu di Taiwan memancarkan kilau biru. Cahaya itu sangat menarik, seperti neon. Fenomena ini populer dengan nama air mata biru (blue tears).

Ternyata, kemilau air tersebut disebabkan oleh mekarnya makhluk yang disebut sebagai dinoflagellata, sebagaimana dikutip dari laman Live Science pada Minggu (16/6/2019).

Fenomena ini berhasil menarik banyak wisatawan, khususnya dari berbagai penjuru China dan sekitarnya. Mereka datang untuk menyaksikan pemandangan laut malam hari yang dihiasi dengan air biru kelap-kelip.

Air mata biru yang dapat dijumpai di Laut Timur China ini memang sangat cantik dan unik. Namun jangan salah, ternyata mengandung racun, menurut sebuah studi terbaru.

"Orang-orang berfikir (air mata biru ini) romantis dan cantik untuk dilihat pada malam hari," kata Chanmin Hu, seorang ahli oseanografi di University of South Florida dan bagian dari tim peneliti kepada Live Science.

"Itu (air mata biru) beracun," lanjutnya.

 

 

Hu dan tim risetnya menggunakan data satelit untuk melacak seberapa besar makhluk itu mekar dari waktu ke waktu di Laut China.

Setelah menganalisis sekitar 1.000 citra satelit dari 19 tahun terakhir, para ilmuan dapat mengidentifikasi pertanda yang unik untuk air mata biru ini, khususnya panjang gelombang dari cahaya yang dipantulkan.

Peneliti menemukan bahwa makhluk yang mekar, dinoflagellata, yang biasanya terlihat di dekat pantai telah memperluas jangkauannya ke perairan yang lebih dalam.

 

Apa Masalah yang Ditimbulkan?

Ikan di Laut
Ilustrasi (Foto: aoml.noaa.gov)

Fenomena air mata biru itu bisa meracuni kehidupan laut, dari ikan hingga penyu. Mekarnya dinoflagellata itu bahkan bisa membuat manusia sakit, kata Hu.

Dinoflagellata sendiri sebenarnya tidak beracun, hingga mereka mulai memakan makanan. Alga beracun adalah makanan pilihan mereka, dan saat mereka makan, mereka melepaskan amonia dan bahan kimia lain yang meracuni air di sekitar mereka.

Bukan hanya itu, makhluk-makhluk ini menghirup oksigen sampai tidak ada yang tersisa di perairan sekitarnya.

"Oksigen di dalam air sangat rendah sehingga banyak hewan bisa mati," kata Hu.

 

 

Apa Penyebab Fenomena Air Mata Biru?

Ilustrasi Laut Utara atau North Sea (Wikimedia Commons)
Ilustrasi Laut (Wikimedia Commons)

Penyebab fenomena air mata biru maish tidak pasti, namun Hu dan timnya berspekulasi bahwa polusi dari pertanian yang mengalir ke Sungai Yangtze memainkan peran utama. Sungai yang terkontaminasi pupuk telah berakhir ke Laut Cina Timur.

Hu dan rekan-rekannya memperhatikan bahwa ukuran mekar sangat rendah selama pembangunan Dam Tiga Ngarai (Three Gorges Dam) yang kontroversial, antara tahun 2000 hingga 2003.

Kebetulan selama tahun-tahun itu, aliran Sungai Yangtze telah menurun secara nyata. Pada tahun 2003, ketika pembangunan bendungan selesai dan Sungai Yangtze mulai mengalir lebih kuat lagi, Hu melihat makhluk itu mulai tumbuh lagi.

Hu dan rekan-rekannya tidak melihat air mata biru itu akan berhenti dalam waktu dekat. Hal itu berarti akan terus menjadi ancaman bagi kehidupan laut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya