Liputan6.com, Masterton - Empat orang penggiat terjun payung (skydive) berhasil lolos dari maut, tak lama setelah dua pesawat ringan bertabrakan di udara, tidak jauh dari kota Masterton, Selandia Baru.
Namun nahas, dua orang pilot dari masing-masing pesawat dilaporkan tewas akibat benturan keras di udara tersebut, demikian sebagaimana dikutip dari New Zealand Herald pada Minggu (16/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Para saksi mata menggambarkan saat "mengerikan" kedua pesawat itu meledak dengan suara keras di udara, sebelum kemudian jatuh dalam bentuk puing-puing dan terbakar di tanah.
Satu pesawat, dilaporkan milik Skydive Wellington, mendekati Hood Aerodrome setelah empat orang berhasil melakukan terjung payung.
Aerodome adalah sebuah wilayah udara kosong yang telah disepakati sebagai lokasi pegerakan lepas landas dan mendarat pesawat.
Pesawat itu bertabrakan dengan pesawat ringan lainnya, yang dioperasikan oleh Wairarapa Aero Club, pada Minggu sekitar pukul 11.13 waktu setempat.
Puing-puing kedua pesawat dilaporkan jatuh ke sebuah lahan yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah terdekat, sebelum kemudian hancur terbakar.
Warga di sekitar lokasi kejadian bergegas membantu evakusi kedua pilot, namun mereka telah lebih dulu kehilangan nyawa, kata polisi setempat pada konferensi pers siang tadi.
Bertabrakan di Ketinggian 91 Meter
Komandan wilayah kepolisian Wairarapa, Inspektur Scott Miller mengatakan, tampaknya salah satu dari pesawat nahas itu digunakan sebagai sarana pelatihan.
Adapun pesawat lainnya, diketahui telah membawa empat orang yang telah melakukan terjung payung dengan selamat.
Kedua pesawat itu bertabrakan di area sekitar 800-1000 mil di selatan aerodome terkait, dengan ketinggian 300 kaki (setara 91 meter) di atas permukaan tanah setempat.
"Dampaknya sangat parah. Kedua pesawat jatuh segera setelah tabrakan, dan kemungkinan besar kedua pilot tewas," ujar Miller.
Advertisement
Penyelidikan Masih Berlangsung
Pihak berwenang setempat mengatakan salah satu jasad pilot segera dikelurkan dari puing-puing pada petang ini, sementara yang lainnya ditinggalkan semalaman untuk penyelidikan Otoritas Penerbangan Sipil.
Zona larangan terbang akan diterapkan di Hood Aerodrome hingga proses evakuasi dan penyelidikan terkait selesai.
Miller tidak dapat mengomentari seberapa berpengalaman kedua pilot itu, atau perusahaan atau klub mana yang menaungi mereka.
Kedua korban diketahui merupakan bagian dari komunitas lokal, dan polisi masih berusaha menemukan keluarga masing-masing.