Lokasi Karam Kapal Titanic Kini Jadi Objek Wisata Umum, Harganya Selangit

Lokasi tenggelamnya RMS Titanic kini dijadikan objek wisata, berani menyelam?

oleh Afra Augesti diperbarui 25 Jun 2019, 17:03 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2019, 17:03 WIB
Titanic
Kapal titanic. (SOUTHAMPTON CITY COUNCIL / AFP)

Liputan6.com, Washington - Para penggemar sejarah dari kalangan masyarakat sipil --yang bukan peneliti-- mungkin kini bisa berbahagia ketika mendengar kabar bahwa lokasi tenggelamnya RMS Titanic kini dibuka untuk umum.

Siapa saja yang ingin melihat langsung bangkai kapal bersejarah tersebut dan merasakan pengalaman menyelam sedalam 13.000 kaki atau 3.962 meter di bawah permukaan laut, selama 10 hari, di lepas pantai Newfoundland, harus merogoh kocek sebesar US$ 100.000 per orang atau setara dengan Rp 1,4 miliar (US$ 1 = Rp 14.142).

Pada musim panas tahun ini, sejumlah perjalanan eksklusif itu telah dipesan melalui OceanGate, sebuah perusahaan swasta berbasis di Negara Bagian Washington, AS, yang menyediakan aset bawah laut untuk komersial, penelitian dan militer.

Setelah menabrak gunung es dalam pelayaran perdananya dari Southampton ke Kota New York pada 14 April 1912 pukul 23.40, Titanic tenggelam dalam waktu kurang dari tiga jam.

Kisah yang diceritakan oleh saksi korban selamat, di antaranya yaitu tentang sekoci penyelamat yang jumlahnya kurang dan kegagalan transmisi radio.

Bangkai kapal raksasa garapan arsitektur Thomas Andrew itu tidak ditemukan sampai tahun 1985, ketika sebuah ekspedisi gabungan Amerika-Prancis menemukan Titanic dalam dua bagian besar pada kedalaman 13.000 kaki di bawah permukaan laut.

Tim peneliti menggunakan kapal survei oseanografi dan kapal selam robot. Situs itu sendiri berada sekitar 400 mil di lepas pantai Newfoundland. Demikian seperti dikutip dari Vintage News, Selasa (25/6/2019).

Perjalanan yang dibuat oleh OceanGate membawa wisatawan ke lokasi bangkai kapal, dan kemudian (dalam kelompok-kelompok kecil), menuju ke titik utama lokasi karamnya Titanic dengan kapal selam selama 90 menit, lalu bebas mengeksplorasi dan mengamati dekat bangkai Titanic selama sekitar tiga jam.

"Kami dijadwalkan berangkat dari St. John's, Newfoundland, untuk ekspedisi berawak pertama ke situs RMS Titanic sejak 2005. Hanya sedikit orang yang pernah melihat bangkai kapal legendaris itu sejak tenggelam pada tahun 1912," ujar Dana Hall, manajer pemasaran OceanGate.

Menyertakan Ilmuwan

Bruce Ismay, korban selamat Titanic
Bruce Ismay, korban selamat Titanic (Wikipedia)

Di dunia ini, hanya ada 5 kapal selam yang mampu mencapai kedalaman di mana Titanic tenggelam, untuk secara langsung mengamati situs warisan maritim tersebut.

Spesialis misi pun diundang untuk memainkan peran aktif dalam ekspedisi ilmiah dan teknologi otentik ini, di mana mereka akan bekerja bersama tim ilmuwan, peneliti, dan pakar konten untuk mendokumentasikan secara digital dan menjaga kondisi situs saat ini.

Dana Hall mengatakan, slot wisatawan untuk tahun ini sudah habis di-booking dan sudah ludes, sehingga mereka harus menutupnya. Namun pihak OceanGate sekarang telah mulai menerima aplikasi untuk tahun 2020.

"Tidak ada klien 'tipikal'. Usia pelanggan kami saat ini berkisar antara 25 hingga 70 tahun. Beberapa memproklamirkan diri sebagai 'Titaniacs' yang telah memimpikan kesempatan ini sepanjang hidup mereka, dan beberapa mencari peluang eksplorasi yang langka," aku Hall.

Dimakan Bakteri

RMS Titanic
RMS Titanic (Wikimedia Commons)

Para peneliti mengatakan bahwa bangkai kapal Titanic tidak dapat bertahan selamanya. Dalam beberapa dekade, mungkin tidak ada yang tersisa dari kapal ini, sama sekali.

Hal itu disebabkan oleh spesies bakteri yang secara perlahan menggerogoti lambung besi Titanic.

"Tidak ada yang bisa kami lakukan terhadap bakteri pemakan karat yang langka, yang disebut Halomonas titanicae. Fenomena yang belum pernah terlihat ini terjadi pada tahun 1991, ketika sebuah tim peneliti Kanada dan Spanyol mengumpulkan sampel ‘rusticles', formasi karat seperti es, dari bangkai kapal," menurut History.com.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya