Liputan6.com, Jakarta - Rambutnya dibiarkan berantakan. Memakai kaus putih, Boris Johnson bersepeda di pusat Jakarta pada 2014. Tak sendiri, pria berambut pirang itu didampingi orang nomor 1 di Indonesia, Joko Widodo.
Kala itu, Boris Johnson masih menjabat sebagai Wali Kota London. Lima tahun berselang, Boris Johnson kini terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris. Ia menggantikan Theresa May yang telah mengumumkan pengunduran dirinya pada Mei 2019.
Baca Juga
Saat menginjakkan kakinya di Jakarta, Boris juga didampingi Ahok, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Advertisement
Berikut ini jejak Boris Johnson di Ibu Kota Indonesia:
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Bersepeda di Kawasan CFD
Boris Johnson, Ahok, dan Jokowi, pagi itu bersepeda bersama di kawasan Car Free Day (CFD). Ketiganya mulai mengayuh sepeda dari depan pos polisi lalu mengitari Bundaran Hotel Indonesia (HI) di kawasan Jalan MH Thamrin menuju Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Ahok awalnya bersepeda dari rumah dinas Gubernur DKI di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat. Ia didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Saefullah, sejumlah pejabat Pemprov dan beberapa ajudan meninggalkan kediamannya, Minggu, 30Â November 2014, sekitar pukul 06.15 WIB. Di perjalanan menuju Bundaran HI, sesekali Ahok yang mengenakan t-shirt atau kaus berkerah dan menggunakan helm hitam itu menyapa warga.
Saat tiba di HI, Boris yang telah berada di lokasi pun menyambutnya. Sebuah panggung kecil dilapisi karpet merah terlihat menghiasi badan jalan. Melihat Ahok, kerumunan warga langsung berebut menjabat tangan dan berfoto bersama. Tak lama, sekitar pukul 07.00 WIB, Presiden Jokowi terlihat mengayuh sepedanya ke arah panggung. Ahok dan Boris Johnson kemudian menjemput orang nomor 1 di Indonesia itu.
Langsung terdengar suara jepretan kamera para juru foto saat ketiganya menaiki panggung kecil. Sebuah sepeda bertuliskan Sport is Great dengan gambar bendera Inggris terletak di pinggir panggung.
Advertisement
2. Sumbang Sepeda untuk Monas
Gowes bareng Jokowi dan Ahok merupakan rangkaian penyerahan sumbangan 12 sepeda untuk Pemprov DKI dari Boris Johnson.Â
"Kami donasikan 12 unit sepeda untuk Monas. Semoga bermanfaat. Terima kasih," kata Boris di atas panggung berkarpet merah.
Pemprov DKI mendapatkan 12 unit sepeda yang merupakan sumbangan dari Boris Johnson. Belasan unit sepeda itu digunakan untuk petugas patroli kawasan Monumen Nasional (Monas).
Awalnya, sepeda tersebut direncanakan untuk dipakai warga yang mengunjungi kawasan Monas. Namun, karena jumlahnya hanya 12 unit dikhawatirkan bisa membuat warga saling berebut.
3. Berbagi Ilmu
Jakarta dan London, sama-sama menjadi ibu kota dua negara besar, Indonesia dan Inggris. Namun, Jakarta dinilai masih kalah maju dari London, baik dari segi transportasi dan infrastruktur. Jakarta ingin belajar dari London.
Saat bertemu dengan Boris Johnson pada 30 November 2014, Ahok mengungkap, Pemerintah Kota London punya pengalaman yang banyak dalam membangun tata ruang kotanya. Seperti pembangunan properti bawah tanah. Termasuk juga gedung-gedung, dan transportasi massal.
"Di mana-mana mereka pengalaman sekali membangun properti di bawah tanah, termasuk di sky building, termasuk gedung-gedung, mass transportasinya, termasuk pengelolaan air limbah. Kita juga ingin kaya begitu," kata Ahok saat itu.
Dalam pertemuan dengan Boris Johnson, Ahok juga membahas perumahan di Jakarta. Terutama rumah-rumah murah untuk rakyat. London sudah melakukan hal tersebut sudah sejak lama.
Bukan hanya Jakarta yang memetik pelajaran dari London, tapi juga sebaliknya. Boris Johnson mengaku dirinya juga belajar dari Jakarta soal kegiatan Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor.
"Saya terkesan atas semua hal yang saya lihat di Jakarta. Apa yang kalian lakukan seperti Car Free Day sangat luar biasa. Saya ingin melakukannya juga di London," kata Boris.
Ia juga memuji warga Jakarta yang memiliki motivasi bangun pagi dan berkumpul di Car Free Day untuk berolahraga bersama. Johnson menginginkan agar warga London juga melakukan hal yang sama seperti di ibukota negara Indonesia ini, yakni bangun pagi dan berolahraga. Sebab hal itu tak mudah dilakukan. Apalagi di kota-kota besar.
Â
Â
Advertisement
4. Mirip Jokowi
Boris Johnson tiba di Jakarta pada Sabtu 29 November. Dia langsung mengunjungi Ahok di rumah dinas Gubernur DKI di kawasan Taman Suropati, Menteng. Meskipun dalam kondisi hujan rintik, Boris tetap berjalan keluar dari mobil menuju kediaman Ahok, tanpa pengawalan ketat.
Sosok Boris dikenal cuek dan juga suka turun ke jalan meninjau area penting di London. Ahok menilai sifat Boris tersebut mirip dengan karakter Jokowi yang gemar blusukan. Kata Ahok, Boris dan Jokowi juga sama-sama penyuka musik rock and roll.
"Iya-iya benar, saya enggak heran Olimpiade (2012 London) bisa sukses. Gayanya koboi banget. Cuek gayanya, kan. Lihat saja rambutnya. You look like a rockstar," ujar Ahok, sambil tertawa kecil.
Dibilang mirip dengan Boris, Jokowi balik bertanya, apakah dirinya benar memiliki kesamaan dengan Wali Kota London tersebut. "Ya bandingkan saja mirip enggak?" ucap Jokowi.
"Sama-sama rockstar," celetuk Ahok mengulang ucapannya semalam. Mendadak sontak Presiden Jokowi dan Boris yang berambut gondrong pun tertawa.
Kemudian, Jokowi menceritakan awal mula Boris datang ke Jakarta. Kata Presiden ke-7 RI tersebut, ia sudah lama berkirim surat dengan Boris untuk bekerja sama.
"Kira-kira setahun yang lalu Mayor Boris kirim surat mau ke Jakarta. Saya jawab silakan datang, tetapi waktu datang ke sini, saya sudah menjadi presiden. Surat-menyuratnya seperti itu," beber Jokowi.
Baru pada tahun 2014, Boris memiliki kesempatan berkunjung ke Jakarta. Meski kini Jokowi sudah tak menjabat lagi sebagai Gubernur DKI, ia merasa sudah berjanji menemui Boris, maka ia pun turut mendampingi Ahok menerima bantuan sepeda tersebut.
"Saya sudah janji silakan, waktu itu waktu masih jadi gubernur," jelas Jokowi.
Â
Secara wilayah, London lebih luas dari Jakarta. London seluas 1.572 kilometer persegi, sedangkan Jakarta 740.3 kilometer persegi. Namun dilihat dari jumlah penduduk, Jakarta lebih padat. Ibu Kota Indonesia dihuni oleh sekitar 10 juta jiwa, sementara London sekitar 8 juta jiwa.