Melawan Perbedaan, Ini Ciri Khas Unik Fotografer Asal Lagos

Seorang fotografer asal Lagos, memiliki cara pandang berbeda dengan fotografer lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jul 2019, 09:03 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2019, 09:03 WIB
Ilustrasi Kamera Analog
Ilustrasi kamera analog (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Lagos - Noma Osula tertarik untuk melakukan hobi fotografinya di Nigeria, Afrika. Hasil karyanya ingin ia ceritakan seperti "model-model yang menjadi anonim."

Untuk mewujudkannya, pria 26 tahun itu menggunakan topeng atau hanya pengambilan sudut khusus kameranya dalam memotret.

"Ini sebagai permainan dari kontradiksi," ujarnya. "Itulah salah satu poin penting di pekerjaan saya."

Karya tersebut mendapatkan perhatian oleh British Journal of Photography, di mana Osula masuk dalam kategori "Ones to Watch" pada 2018, dan desainer fesyen Jonathan Anderson, juga menyoroti fotonya pada sebuah pameran tahun lalu.

Noma Osula lahir di Lagos, Nigeria. Ia telah menyukai fotografer sejak pertama kali belajar sendiri bagaimana menggunakan kamera pada semester akhir di universitas.

Osula menemukan fotografi sebagai media yang pas untuk mengekspresikan ide-idenya, dan potret genre yang menarik untuk menampilkannya.

"Memotret seseorang dengan pakaian yang terang dan pose yang aneh adalah cara saya untuk merefleksikan apa yang saya lihat di sekitar saya," jelasnya.

"Saya mendapatkan banyak inspirasi dari tempat saya --Lagos, yang padat, berwarna, tempat yang energik, dan itu sama sekali memberitahukan bagaimana foto-fotoku."

Menurutnya, memotret di Nigeria didefinisikan warna yang jauh berbeda dari ke-Barat-baratan. "Kami punya pola hidup di sekililingnya, dari pakaian yang kita kenakan hingga benda yang kita pakai."

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Menghapus Opini Dunia

Ilustrasi masyarakat Sierra Leone (AFP)
Ilustrasi masyarakat Sierra Leone (AFP)

Foto-foto Osula tidak hanya ingin menantang kebiasaan setempat. Mereka juga bertujuan untuk kritik pengaruh Barat, baik dulu maupun sekarang di Afrika.

"Sepanjang sejarah modern, standar barat telah sangat mempengaruhi banyak aspek dalam masyarakat Afrika, termasuk apa yang seharusnya menyenangkan secara estetika," kata Osula.

Osula menambahkan, ia telah diajarkan untuk menghargai hidung yang tajam di atas yang lebar, kulit yang terang di atas yang gelap. Untuk menghindar dari bentuk kecantikan kita. Sudah waktunya untuk merebut kembali dan membalikkan perspektif stereotip saat kita sedang melakukannya.

Pada akhirnya, Osula mempercayai seniman Afrika akan dapat dan harus menajdi peran penting.

"Kebanyakan orang menganggap Afrika sebagai satu negara besar, bukan benua. Mereka mengira itu adalah hutan, di mana orang masih hidup dengan cara primitif. Fotografi barat telah sering mendorong perspektif itu, seperti halnya media. Tapi kami tidak primitif,"kata Osula.

"Saya ingin melindungi semua kecantikan orang Afrika dan menunjukkan kebudayaan modern: berani menentang norma." tutupnya.

Menjadi Nilai Estetika

Intip Proses Casting Model Melbourne Fashion Week
Model mengantrre ketika mereka menunggu panggilan casting untuk Melbourne Fashion Week, Australia (24/7/2019). Melbourne Fashion Week akan berlangsung 28 Agustus hingga 5 September 2019. (AFP Photo/William West)

Cerita dari karakter-karakternya juga mencerminkan bagaimana penampilan pribadi Osula. "Mereka tidak cocok dengan gaya yang mainstream." katanya. Ketika mereka menjadi anonim, foto-fotonya sepenuhnya menampilkan estetika Afrika melalui subjek, tekstil, aksesori dan pakaian yang mereka kenakan, dan set yang mengelilingi mereka, menurut Osula.

Pada tema "The Portraiture" di 2016, satu gambar menggambarkan kepala daerah (istilah yang digunakan di Nigeria untuk menunjukkan seorang pangeran atau individu yang ditunjuk untuk posisi otoritas tradisional) mengenakan pakaian tradisional, meniup permen karet dan menggunakan kacamata hitam.

Efek keseluruhannya lucu, jauh dari pose megah yang biasanya diperuntukkan bagi pria dalam peran itu.

Di foto yang lain, seorang wanita dalam gaun kuning berdiri tegak di atas latar belakang berwarna merah. Kemudian tangannya, dihiasi cincin emas yang mewah. Namun wajahnya tak terlihat lantaran kantong plastik biru yang menutupi hingga kepalanya.

Kedua subjek tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka yang berpose seperti itu," kata Osula." Mereka siap bereksperimen, itulah sebabnya saya memilih mereka." katanya.

Ia menambahkan, "Masyarakat cukup konservatif dan menyesuaikan diri. Ada ide-ide yang pasti tentang apa yang feminin atau maskulin, dari warna hingga pakaian hingga bagaimana Anda bersikap di depan umum. Dengan orang-orang di foto saya, saya mencoba mendorong kembali itu."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya