Siaga Ancaman Iran, Kapal Perang Inggris Kawal Semua Pelayaran Britania di Teluk Persia

Semua pelayaran Inggris di Teluk Persia dikawal oleh kapal perang negara itu, guna menghadapi ancaman Iran.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 26 Jul 2019, 10:34 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2019, 10:34 WIB
Kapal perang Inggris, HMS Montrose, mengawal pelayaran kapal dagang berbendera negaranya di Teluk Persia (AP Photo)
Kapal perang Inggris, HMS Montrose, mengawal pelayaran kapal dagang berbendera negaranya di Teluk Persia (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Kapal perang Britania Raya akan mengawal semua kapal berbendera Inggris melalui Selat Hormuz, menyusul perubahan kebijakan yang diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan di Teluk Persia.

HMS Montrose, sebuah fregat Kerajaan Inggris, telah ditugaskan untuk berlayar bersama kapal-kapal dagang negara itu di selat Hormuz, guna memberikan perlindungan, demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (26/7/2019).

"Angkatan Laut Kerajaan telah ditugasi untuk menemani kapal-kapal berbendera Inggris melalui Selat Hormuz, baik secara individu atau dalam kelompok, guna memastikan keberadaan mereka selama perjalanan niaga," kata seorang juru bicara pemerintah Inggris pada hari Kamis.

"Kebebasan navigasi sangat penting untuk sistem perdagangan global dan ekonomi dunia, dan kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mempertahankannya," lanjutnya.

Ketegangan meningkat antara Iran dan Inggris sejak Jumat pekan lalu, ketika Korps Garda Revolusi Iran menahan Stena Impero yang berbendera Inggris dan 23 awaknya di jalur air terpenting di dunia untuk pengiriman minyak itu.

Insiden tersebut terjadi dua pekan setelah pasukan Britania menangkap sebuah tanker minyak Iran di dekat wilayah Gibraltar yang dikontrol Inggris, karena dituduh melanggar sanksi terhadap Suriah.

Sebelumnya, pemerintah Inggris telah mengimbau kapal-kapal berbendera Union Jack sebisa mungkin menghindari Selat Hormuz, dan mengerahkan kemampuan angkatan lautnya untuk mengawal lalu lintas niaga yang berkaitan.

Tetapi, pemerintah Inggris menegaskan bahwa pengawalan itu spesifik ditujukan kargo sangat besar, seperti salah satunya kapal tanker migas.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Telah Mengawal 30 Kapal Dagang

Ilustrasi kapal tanker yang melintasi perairan Teluk Persia (AP Photo)
Ilustrasi kapal tanker yang melintasi perairan Teluk Persia (AP Photo)

Inggris telah berusaha menyusun misi perlindungan maritim yang dipimpin Eropa, untuk memastikan pengiriman aman melalui Selat Hormuz, menyusul penyitaan Iran yang dituding sebagai "pembajakan negara".

Eks menteri luar negeri Inggris, Jeremy Hunt, mengatakan kepada parlemen setempat bahwa Montrose telah mengawal 30 kapal dagang melalui Selat Hormuz di 17 transit terpisah sejak hari Senin.

Asosiasi perdagangan Kamar Pelayaran Inggris, yang sebelumnya menyerukan lebih banyak perlindungan kapal dagang di daerah itu, menyambut kebijakan baru tersebut.

"Langkah ini akan memberikan keamanan dan kepastian yang sangat dibutuhkan bagi komunitas pengiriman kami dalam waktu yang tidak pasti ini," kata kepala eksekutif Bob Sanguinetti.

"Kami akan terus mendorong penurunan ketegangan di kawasan tersebut," lanjutnya optimis.

 


Isyarat Pertukaran Kapal Tanker

Sebuah kapal tanker minyak mendekati fasilitas minyak di Fujairah, Uni Emirat Arab (AP/Kamran Jebreili)
Sebuah kapal tanker minyak mendekati fasilitas minyak di Fujairah, Uni Emirat Arab (AP/Kamran Jebreili)

Pada hari Rabu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengisyaratkan kemungkinan kesepakatan pertukaran antara London dan Teheran terkait kapal tanker yang saling disita.

"Jika Inggris menjauh dari tindakan yang salah di Gibraltar, mereka akan menerima tanggapan yang sesuai dari Iran," kata Rouhani dalam pertemuan kabinet mingguan.

Sekitar seperlima dari minyak dunia melewati Selat Hormuz, dan perusahaan-perusahaan ekspesidi sudah mengerahkan lebih banyak penjaga keamanan yang tidak bersenjata.

Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lain akan bertemu di Florida pada hari Kamis untuk membahas bagian tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya