Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan peluncuran rudal terbaru negaranya, adalah peringatan keras bagi Washington dan Seoul atas rencana latihan militer kedua negara.
Kabar tersebut disiarkan oleh kantor berita resmi pemerintah Korea Utara, KCNA, menyusul ketegangan yang kembali meningkat di Semenanjung Korea.
Advertisement
Baca Juga
Peluncuran rudal oleh Korea Utara --yang bersenjata nuklir-- dilakukan setelah militer Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) memulai simulasi latihan perang pada Senin pagi.
Dikutip dari Channel News Asia pada Rabu (7/8/2019), latihan itu berlangsung meski ada peringatan keras dari Pyongyang, bahwa kerja sama itu akan membahayakan negosiasi nuklir antara AS dan Korea Utara.
KCNA mengatakan Kim Jong-un telah menyaksikan peluncuran pada Selasa pagi, yang memverifikasi "kapasitas perang" dari "rudal tipe baru yang dipandu secara taktis".
Masih menurut KCNA, Kim Jong-un menyebut peluncuran itu memuaskan, dengan mengatakan bahwa tindakan militer itu akan menjadi kesempatan untuk memperingatkan secara tegas latihan perang yang dilakukan oleh AS dan Korea Selatan.
Â
Â
Proyektil Keempat Kurang dari Dua Pekan
Pada Selasa 6 Agustus, Korea Utara menembakkan dua proyektil --yang dianggap sebagai rudal balistik jarak pendek-- ke laut, kata Kepala Staf Gabungan Selatan.
Tes senjata terbaru adalah proyektil keempat yang ditembakkan dalam waktu kurang dari dua pekan, di mana menurut para pengamat, Korea Utara telah mengancam lebih banyak uji coba serupa dalam waktu dekat.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump meremehkan peluncuran proyektil Korea Utara, dengan mengatakan bahwa Kim Jong-un "tidak ingin mengecewakan dirinya".
Trump dan Kim mengadakan pertemuan puncak bersejarah di Singapura tahun lalu, di mana Korea Utara membuat janji yang tidak jelas tentang denuklirisasi.
Berlanjut dalam KKT kedua di Hanoi pada Februari lalu, perundingan berakhir buntu terkait ketidaksepakatan tentang bantuan sanksi, dan apa yang mungkin diserahkan Korea Utara sebagai imbalan.
Keduanya sepakat untuk melanjutkan pembicaraan nuklir selama pertemuan dadakan di Zona Demiliterisasi (DMZ) Juni lalu, namun dialog antar negara belum dimulai hingga sekarang.
Advertisement
Korut Enggan Berunding Jika ....
Korea Utara memberikan isyarat tidak berminat melanjutkan pembicaraan dengan AS jika latihan militer terkait berlanjut.
Latihan militer itu dituduh sebagai pelanggaran mencolok dalam proses diplomatik antara Pyongyang, Washington dan Seoul.
Pyongyang selalu marah dengan latihan militer antara Korea Selatan dan AS, di mana menilainya sebagai ancaman invasi.
Meski begitu, pada tahun-tahun sebelumnya, Korea Utara cenderung menghindari melakukan uji coba rudal saat latihan militer terkait berlangsung.
Setelah KTT Singapura, Trump sempat membuat pengumuman mengejutkan, yakni menghentikan latihan militer bersama di Semenanjung Korea.
Latihan militer yang dikenal sebagai Ulchi Freedom Guardian (UFG) dijadwalkan berlangsung pada Agustus tahun lalu, namun kemudian ditangguhkan tanpa batasan waktu.
Sementara latihan tahunan terbesar sekutu Asia Timur, Foal Eagle dan Key Resolve, digantikan dengan latihan "Dong Maeng" atau "Aliansi" yang lebih pendek pada bulan Maret.
Â
Simak video pilihan berikut:Â