Liputan6.com, Hong Kong - Kekerasan kembali terjadi di tengah unjuk rasa Hong Kong yang memasuki pekan kesepuluh.
Polisi menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa di seluruh kota eks koloni Inggris itu, yang terus menyerukan keutuhan demokrasi setempat.
Bentrokan dengan polisi Hong Kong dilaporkan terjadi lebih intens pada Minggu malam dibandingkan hari-hari sebelumnya, ketika petugas anti huru hara menembakkan gas air mata ke stasiun kereta, untuk membubarkan kerumunan pengunjuk rasa yang melawan.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari The Guardian pada Senin (12/8/2019), para pengunjuk rasa lainnya terluka ketika polisi anti huru-hara menyamar di kerumunan di distrik Causeway Bay, dan mulai menangkap orang-orang.
Sementara foto-foto yang beredar luas di media sosial menunjukkan seorang wanita mengalami pendarahan di area matanya, setelah terkena tembakan polisi pada kerumunan demonstran.
Di lain pihak, menurut otoritas kepolisian Hong Kong, beberapa anggotanya juga mengalami luka akibat bentrok terkait.
Terkait Insiden di Cathay Pacific
Kekerasan baru-baru ini terjadi setelah maskapai Cathay Pacific tunduk pada tekanan China, memecat dua kru darat dan menangguhkan seorang pilot karena "pelanggaran" dalam mendukung protes pro-demokrasi Hong Kong.
Maskapai penerbangan berbendera Hong Kong, yang pemegang saham terbesarnya adalah Swire Group, diketuai oleh miliarder Inggris Barnaby Swire, mengatakan telah memecat dua anggota staf darat karena diduga membocorkan pengaturan perjalanan untuk tim sepak bola polisi Hong Kong, yang bepergian ke China daratan untuk sebuah turnamen.
Cathay Pacific mengatakan pihaknya juga akan mematuhi arahan dari Beijing, yang melarang semua staf yang mendukung unjuk rasa, bekerja di penerbangan ke China daratan atau melalui wilayah udaranya.
Regulator penerbangan China juga telah memerintahkan maskapai tersebut untuk menyerahkan segera informasi pengidentifikasian terhadap staf yang mendukung langsung aksi protes.
Cathay Pacific juga mengatakan kepada semua staf bahwa demonstrasi saat ini adalah "protes ilegal", di mana jika karyawan mereka ketahua mendukung, maka mereka akan dilarang terbang.
"Operasional Cathay Pacific Group di China daratan adalah kunci bagi bisnis kami. Selain terbang dari dan ke sana, sejumlah besar rute kami baik ke Eropa maupun ke Amerika Serikat juga terbang melalui wilayah udara Tiongkok," kata Rupert Hogg, chief executive maskapai tersebut.
Advertisement
Jatuhnya Korban Luka dari Kedua Belah Pihak
Sementara itu, dalam protes yang kian bergejolak di Hong Kong, para pengunjuk rasa mengenakan masker dan kaca mata pelindung, serta berpakaian tertutup, untuk melindungi diri dari ancaman gas air mata polisi saat bergerak bolak-balik melintasi sistem kereta bawah tanah setempat.
Nyanyian seperti "Bebaskan Hong Kong, revolusi zaman kita" terdengar ketika para demonstran masuk ke eskalator stasiun bawah tanah, bersama para komuter dan wisatawan yang bingung.
"Mereka mengorbankan diri mereka sendiri," kata salah seorang penduduk lokal, yang mengaku kagum pada kelompok-kelompok demonstran muda yang berdesakan di kereta bawah tanah menuju semenanjung Kowloon, untuk memperkuat protes.
Di stasiun Kwai Fong, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Sebelumnya, mereka menggunakan tongkat untuk memukul mundur pengunjuk rasa.
Polisi mengatakan satu petugas telah terluka oleh bom Molotov yang dilemparkan oleh seorang demonstran di distrik Tsim Sha Tsui, dan bahwa batu bata juga telah dilemparkan ke petugas.
Sementara banyak orang di Hong Kong tampaknya mendukung para pengunjuk rasa, kepala eksekutifnya, Carrie Lam, justru menuduh massa terkait mengambil keuntungan dari gerakan pembangkangan sipil.
Beijing juga mengisyaratkan bahwa mereka kehilangan kesabaran terhadap serangkaian protes di Hong Kong.
Departemen urusan Hong Kongnya telah berbicara kepada media dua kali dalam beberapa pekan terakhir, untuk memperingatkan para demonstran bahwa tindakan mereka tidak akan ditoleransi.
Simak video pilihan berikut: