Liputan6.com, Naypyidaw - Militer Myanmar dan tim SAR setempat terus berjuang memberikan bantuan ke berbagai wilayah yang tergenang banjir di negara itu, setelah hujan deras memaksa penduduk mengungsi dengan ala kadarnya.
Sebelumnya, hujan deras juga memicu tanah longsor yang menewaskan sekitar 52 orang, demikian dikutip dari The Guardian pada Senin (12/8/2019).
Tanah longsor yang terjadi di negara bagian Sen di Myanmar tenggara itu diikuti oleh banjir besar yang menyebabkan air naik hingga atap rumah dan puncak pohon di kota-kota terdekat.
Advertisement
Baca Juga
Ratusan tentara, petugas pemadam kebakaran, serta petugas penyelamat setempat masih menarik jasad dan kendaraan dari puing-puing berlumpur di kota Paung pada hari Minggu.
"Pencarian masih terus berlanjut, masih ada kemungkinan korban terjebak di puing-puing," kata Brigadir Jenderal Zaw Min Tun kepada media.
"Akses ke daerah yang terkena dampak masih bagus. Pasukan darat kami dapat mencapainya tanpa kendala sejauh ini," lanjutnya.
Masih menurut Zaw Min Tun, setiap kali musim hujan mencapai puncaknya, angkatan bersenjata Myanmar selalu bersiap-siap untuk mengerahkan bantuan..
"Namun, bencana kali ini lebih besar dari yang kami perkirakan," ungkap Zaw Min Tun, menambahkan pemerintah terus berusaha meminimalisir dampak pasca-bencana.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bantuan Difokuskan ke Negara Bagian Sen
Bencana banjir juga dilaporkan menghantam sebagian wilayah negara bagian Mon, Karen, dan Kachin, di mana genangannya membanjiri jalanan serta beberapa jembatan utama.
Namun, sebagian besar bantuan difokuskan pada negara bagian Sen yang terletak di pesisir Laut Andaman.
Sekitar dua pertiga dari kota Ye di negara bagian itu tetap tergenang, kata seorang pejabat setempat.
Rekaman drone yang diambil pada Minggu siang, menunjukkan hanya bagian atap rumah, cabang-cabang pohon, dan parabola yang menyembul di pemukaan banjir tersebut.
Banyak keluarga mulai mengungsi dini hari sebelumnya, berebut mengemas barang-barang berharga ke perahu darurat yang jumlahnya tidak banyak. Tidak sedikit pula warga yan berenang menjauh ke area yang lebih tinggi.
Banjir telah merendam lebih dari 4.000 rumah di negara bagian Sen, dan membuat lebih dari 25.000 penduduk lokal mengungsi di biara-biara dan pagoda, lapor surat kabar Global New Light milik pemerintah Myanmar.
Advertisement
Daftar Negara Paling Terpukul oleh Cuaca Ekstrem
Wakil presiden Myanmar, Henry Van Thio, mengunjungi para korban yang selamat dari tanah longsor di desa Paung pada hari Sabtu.
Van Thio menyampaikan duka terdalamnya di hadapan masyarakat serempat, seraya menjanjikan bantuan sesegera mungkin.
Pencarian korban terus berlanjut meskipun guyuran hujan membuat prosesnya jadi lebih sulit.
"Kami masih bekerja. Kami akan terus mencari dalam beberapa hari mendatang," kata Wali kota Paung Zaw Moe Aung.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak ilmuwan iklim telah menempatkan Myanmar di urutan teratas daftar global negara-negara yang paling terpukul oleh cuaca ekstrem.
Pada 2015, lebih dari 100 orang tewas dalam banjir besar, yang juga membuat ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Setiap tahunnya, hujan muson menghantam Myanmar dan negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara, mengakibatkan banyak rumah terendam, ribuan orang mengungsi penduduk, dan juga memicu tanah longsor.